Scroll Untuk Membaca

Features

Sambut 1 Muharram 1447 H: Cahaya Obor Di Langit Seunuddon

Sambut 1 Muharram 1447 H: Cahaya Obor Di Langit Seunuddon
Ribuan santri dan masyarakat Seunuddon dari 33 gampong mengikuti kirab obor keliling ibukota kecamatan itu dalam rangka menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 H.Waspada/Maimun Asnawi
Kecil Besar
14px

DARI kejauhan, Waspada.id melihat jalan Kecamatan Seunuddon-Panteu Breuh, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara terbakar. Namun setelah semakin dekat, ternyata, cahaya api di jalan tersebut berasal dari 1000-an obor terbuat dari bambu, yang dibawa oleh para santri dan masyarakat. Lidah api dari obor terlihat bergerak-gerak menjilat lagit.

Pemandangan itu mulai terlihat dari depan Mapolsek Seunuddon hingga beberapa ratusan meter arah ibukota kecamatan itu. Obor tersebut dibawa para santri dan masyarakat secara bersama-sama, sambil melantunkan shalawat dan takbir, sebagai simbol penerangan dan semangat dalam menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 H.

Pantauan Waspada.id, Kamis (26/6) pukul 20:30 WIB, ribuan santri dan warga yang berasal dari 33 gampong di Kecamatan Seunuddon, mengikuti kirab obor dengan penuh semangat dan haru. Tidak henti-hentinya, dari mulut mereka keluar lantunan shalawat dan takbir sebagai bentuk rasa syukur, atas apa yang telah mereka dapatkan selama setahun penuh sebelumnya dari Allah Swt.

Kegiatan pawai obor dalam rangka menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 H dimotori oleh Kapolsek Seunuddon, Iptu. Edi S. Kegiatan ini sekaligus dalam rangka menyambut peringatan Hari Bhayangkara ke 79.

“Kegiatan ini kita laksanakan di Seunuddon atas izin Bapak Kapolres, AKBP Nanang Indra Bakti. Alhamdulillah, semalam Bapak Kapolres dan ibu hadir untuk membuka dan memberikan kata sambutan pada pelepasan kirab obor,” kata Iptu Edi S kepada Waspada.id.

Kata Iptu Edi S, dalam kirab obor tersebut, seribuan warga dan santri hanya berkeliling ibukota kecamatan itu, lalu kembali dan berkumpul di halaman Mapolsek Seunuddon untuk mengikuti tausyiah dan zikir bersama, yang disampaikan oleh Ketua Penasehat Sirul Mubtadin Pusat, Tengku Tarmizi M Thayeb yang akrab disapa Abu Cut.

Usai kegiatan pawai obor, ribuan masyarakat dan santri se Kecamatan Seunuddon mengikuti tausyiah dan zikir bersama di halaman Mapolsek Seunuddon, Kamis (26/6) pukul 21:00 WIB.Waspada/Maimun Asnawi

“Intinya, Abu Cut dalam tausyiahnya mengajak semua pihak untuk meningkatkan keimanan dan mempererat ukhwah islamiyah pada tahun 1447 H. Dan dalam tahun 1447 H, masyarakat harus dapat mengisi kehidupan sehari-hari menjadi lebih baik dari tahun 1446 H,” kata Edi S menjawab pertanyaan Waspada.id, seraya menambahkan, pada malam itu, Polsek Seunuddon ikut menyantuni anak yatim.

Sementara itu, pada pembukaan kegiatan tausyiah dan zikir bersama, Ketua Pusat Sirul Mubtadin, Abi Razali di hadapan Kapolres Aceh Utara, AKBP Nanang Indra Bakti dan seluruh jamaah menyampaikan, kegiatan kirab obor dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1447 H dan peringatan Hari Bhayangkara ke-79 ini, terjadi berkat adanya jalinan kerja sama yang baik antara Polres Aceh Utara dan masyarakat.

“Kegiatan ini terjadi karena adanya kepedulian pemerintah dalam hal ini pihak keamanan dari Polres Aceh Utara. Ini telah sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam lagu Indonesia Raya yaitu bangunlah jiwanya, bangunlah badanya. Jiwa dibangun oleh ulama dan raga dibangun oleh pemerintah dalam hal ini oleh pihak keamanan. Sebagai Ketua Pusat Sirul Mubtadin, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Kapolres Aceh Utara, AKBP Nanang Indra Bakti dan jajarannya,” kata Abi Razali dalam sambutannya.

Menjawab Waspada.id, Abi Razali mengatakan, peringatan tahun baru hijriah bermakna sebagaimana yang Rasulullah lakukan yaitu Rasul hijriah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan kita, berhijriah dari keadaan kurang baik menuju pada kondisi yang baik dari semua sisi.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Aceh terkhusus masyarakat di 33 gampong dalam Kecamatan Seunuddon, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt dan menjaga keluarga dari terperosok dalam lembah maksiat,” pinta Abi Razali.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Nanang Indra Bakti didampingi oleh Kapolsek Seunuddon, Iptu. Edi S, Kamis (26/6) malam, menyantuni para anak yatim dalam rangka menyambut tahun baru Islam dan peringatan Hari Bhayangkara ke-79.Waspada/Maimun Asnawi

Ditanya apa makna pawai obor yang dilaksanakan seribuan warga dan santri pada malam 1 Muharram 1447 H, Abi Razali menjelaskan, itu hanyalah sebuah simbol. Artinya, para santri (pelajar) mereka itu diibaratkan seperti obor yang akan menjadi penerang di masa depan.

“Lage budaya sipreuk breuh pade. Makna breuh pade sebagai doa. Artinya, barangkajan, pade yang ka berubah menjadi breuh, han akan menjadi pade. Meunan syit, meunyoe katroeh pada posisi yang get, bek le meu ubah bak yang hana get (seperti budaya menebar beras dan gabah. Makna menebar beras dan gabah itu sebagai doa. Artinya, kapan pun gabah yang sudah berubah menjadi beras, tidak akan berubah lagi menjadi gabah. Begitu juga, jika sudah sampai pada kondisi yang baik, jangan berubah lagi pada perbuatan yang tidak baik),” kata Abi Razali dalam bahasa Aceh tulen.

Pantauan Waspada.id, kegiatan doa dan zikir bersama yang dimotori oleh Kapolsek Seunuddon, Iptu. Edi S berakhir pada pukul 22:00 WIB. Masyarakat membubarkan diri kembali ke rumah mereka masing-masing dengan tertib. Malam peringatan tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 H tampak cahaya obor di langit Seunuddon. Cahaya keimanan dan ketakwaan dari timur Aceh Utara.

Maimun Asnawi, S.HI.,M.Kom.I

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE