Features

Teruna Jasa Said: Cahaya Amanah Di Senjakala Pers

Teruna Jasa Said: Cahaya Amanah Di Senjakala Pers
Kecil Besar
14px

Pagi yang teduh di Medan, 9 November 2025, berubah menjadi kabar duka bagi dunia pers Indonesia. H. Teruna Jasa Said, tokoh pers Sumatera Utara, pemimpin dan pengelola Harian Waspada, telah berpulang ke rahmatullah.

Kepergiannya menyisakan ruang hening di antara lembar-lembar koran yang setiap hari menjadi saksi dedikasinya bagi kebenaran.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Teruna bukan sekadar pewaris nama besar. Ia adalah penerus nilai, anak dari pasangan pendiri Waspada, H. Mohammad Said dan Hj. Ani Idrus, dua figur yang menanamkan benih jurnalisme bermoral di tanah Sumatera.

Namun Teruna tumbuh bukan hanya dalam bayang nama, melainkan dalam keyakinan bahwa tanggung jawab pers adalah menjaga nurani publik. Ia menjadikan “amanah” bukan sekadar kata, melainkan napas dalam setiap keputusan, setiap berita, dan setiap langkah yang diambil.

Sebagai pemimpin redaksi dan komisaris Waspada, Teruna dikenal bersahaja, disiplin, dan sangat menghargai manusia di balik berita. Ia menuntut ketepatan fakta, namun juga mengingatkan bahwa wartawan bekerja bukan untuk memburu sensasi, melainkan untuk menyalakan terang di tengah kebisingan zaman.

“Kebenaran itu tidak selalu keras, tapi ia harus jujur,” demikian nilai yang sering ia tanamkan pada para pewarta muda.

Dalam masa ketika industri media menghadapi tekanan berat, oplah menurun, digitalisasi mendesak, dan persaingan tanpa batas, Teruna berdiri tenang di tengah badai. Ia membawa Waspada menapaki era digital tanpa kehilangan jati diri.

Modernisasi dilakukan tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar: independensi, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Di bawah kepemimpinannya, Waspada bukan sekadar koran, melainkan ruang moral yang menjaga martabat berita dan nurani masyarakat.

Teruna juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan semua kalangan. Ia menyalami wartawan muda dengan sapaan hangat, mendengarkan keluhan karyawan tanpa jarak, dan menegur dengan lembut bila ada yang khilaf. Kedisiplinan dan ketulusannya membuat banyak orang segan sekaligus hormat. Dalam dirinya, kepemimpinan bukan soal kuasa, melainkan keteladanan.

Kini, sosok yang penuh keteduhan itu telah tiada. Namun jejaknya tidak akan hilang. Ia meninggalkan warisan yang jauh lebih berharga daripada sekadar nama besar: kepercayaan, ketulusan, dan keberanian moral untuk tetap amanah di tengah zaman yang sering tergoda oleh kepentingan.

Selamat jalan, Haji Teruna Jasa Said. Di tanganmu, jurnalisme tak hanya menjadi profesi, tapi ibadah; tak sekadar pekerjaan, tapi panggilan jiwa. Cahaya yang kau nyalakan di ruang redaksi Waspada akan terus menerangi langkah generasi berikutnya, agar pers Indonesia tetap berpijak pada kebenaran, kejujuran, dan kemanusiaan.

Assoc. Prof. Dr. Farid Wajdi, S.H., M.Hum

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE