Anak Pidolidolok Sekeluarga Buta Total, Mohon Bantuan

  • Bagikan
Aswan Lubis mengunjungi empat anak berusia SD di Pidolidolok, Kec. Panyabungan, Kab. Madina. Waspada/Ist
Aswan Lubis mengunjungi empat anak berusia SD di Pidolidolok, Kec. Panyabungan, Kab. Madina. Waspada/Ist

PANYABUNGAN (Waspada): Enam anak kecil Mukhsin, yang sehari-hari bekerja menderes karet, warga Pidolidolok, Kec. Panyabungan, Kab. Madina, menghadapi nasib luar biasa.

Kepada waspada.id, Kamis (15/6), Lurah Pidolidolok Ainannur mengungkapkan, keenam anak ini, satu orang berusia satu tahun normal, tiga anak menderita disabilitas tunanetra total, dua anak [maaf] juling berat.

Anak Pidolidolok Sekeluarga Buta Total, Mohon Bantuan
Tiga anak dikabarkan menderita disabilitas tunabetra total, dua anak (maaf) juling berat. Waspada/Ist

Bu Lurah berkisah, kondisi ini memang sangat luar biasa. Ainannur turun langsung ke lapangan untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk membantu warga.

“Waktu kami membawa operasi anak-anak ke Medan dengan biaya dari usaha kami meminta sendiri dari donatur, saya sebagai lurah turun tangan sendiri mencari donatur, termasuk Ompung H. Atas salah satunya,” kata Bu Lurah.

Dijelaskan, anak-anak berangkat dari Panyabungan 17 Desember 2017 dan kemudian menjalani operasi 2019. Pulang ke Panyabungan kontrol ke RSUD Panyabungan dan berobat jalan.

“Setelah pulang operasi dari Medan, anak-anak konsul ke RSUD Panyabungan dan kami juga usahakan supaya anak-anak bisa kontrol pinomat sekali ke Medan setelah operasi kami cari donatur lagi dan uangnya kami serahkan pada orangtuanya tapi kemungkinan akibat desakan ekonomi, uang yang kami kasih habis dan anak-anak tak jadi kontrol ke Medan,” ujar Bu Lurah.

Tak sampai di situ, ujar Bu Lurah yang memulai karirnya sebagai Lurah Pidolidolok mulai Mei 2017 ini, anak-anak dimasukkan SLB, tapi kerena terbentur uang transport, cuma bertahan sebentar, kami bantu lagi fasilitasi ke Dinas Sosial dan Baznas untuk minta uang transport anak-anak, “beliau-beliau bilang tak ada dana rutin.”

Lurah Pidolidolok Ainannur yang sangat peduli terhadap warganya ini, mengungkapkan, kemungkinannya untuk sembuh agak susah, “yang bisa kita buat sekarang gimana anak-anak bisa tetap sekolah di SLB agar mereka bisa bersosialisasi dan kata gurunya anak-anak ini punya potensi dan bakat”.

“Mereka tidak ada biaya transport rutin tiap bulan, orang tua nggak sempat ngantar karena manderes karet. Makanya, kami turun tangan langsung cari donatur. Karena kami anggap ini sudah luar biasa,” ujar Lurah Pidolidolok Ainannur.

Anak Pidolidolok Sekeluarga Buta Total, Mohon Bantuan
Anak-anak siap-siap berangkat ke Medan untuk operasi, 17 Desember 2017. Waspada/Ist

Sedangkan sebelumnya, Aswan Lubis mengunjungi anak-anak ini ke kediamannya di Lingk III Pidolidolok. Sedih bercampur haru — dengan linangan airmata — melihat anak-anak berusia SD menderita disabilitas tunanetra.

“Melihat anak-anak ini, tentu saja, saya sangat terharu. Saya mendatangi kediaman mereka di Desa Pidolidolok,” ujar Aswan Lubis juga menulis di grup WA Madina Lawyers Club.

Aswan Lubis berdoa, semoga dia dan para dermawan bisa memberi senyum kepada anak-anak ini dengan memberikan jalan dan bantuan.

“Sudah saya laporkan ke Dinsos dan sedang proses permohonan bantuan tongkat,” ujar Aswan Lubis menjawab waspada.id melalui sambungan telepon seluler, siang tadi.

Camat Panyabungan Edy Sahlan membenarkan, ada anak-anak warga Pidolidolok dalam tiga keluarga menderita disabilitas tunanetra.

Tapi menurut informasi, lanjut camat, sulit untuk normal kembali karena bawaan lahir. “Nama orangtua anak-anak ini Mukhsin, tinggal di Lingkungan III Lintas Timur,” kata Camat Panyabungan Edy Sahlan. (irh)

  • Bagikan