BESITANG (Waspada.id): Hujan yang terus turun dalam tiga hari terakhir menyebabkan sungai Besitang meluap, Rabu (25/12). Luapan air banjir merendam pemukiman warga di dua desa dan tiga kelurahan dengan ketinggian air bervariasi.

Daerah yang terdampak banjir di antaranya, Desa Bukitmas, Desa Sekoci, Kelurahan Bukit Kubu, Kelurahan Kampung Lama, dan sebagian di wilayah Kelurahan Pekan Besitang.

Pantauan waspada.id di lapangan, ratusan warga di Lingkungan IX, Kel. Bukit Kubu, terpaksa meninggalkan pemukiman mereka karena debit air terus semakin naik dan iringi hujan yang turun deras tiada hentinya.
Sebagian warga mengungsi ke dataran lebih tinggi di Lingkungan X Sei. Sei. Meran , ke Kantor Pos dan sebagiannya mengungsi ke Masjid Raya di Kelurahan Pekan Besitang dengan menempuh jarak hampir 2 Km.
Untuk mencapai ke titik pengungsian, warga harus bertarung melewati arus deras air dengan ketinggian sudah hampir mencapai 1 meter. Warga harus berjibaku untuk ke segera ke luar dari pemukiman mereka yang sudah terkepung banjir.

Banjir juga merendam ruas jalan dari Simpang Lima, Kelurahan Pekan Besitang menuju Desa Bukitmas. Ruas jalan ini sampai pukul 10:00 praktis lumpuh tidak dapat dilalui kenderaan, baik roda dua maupun roda empat.
Air juga meluap ke jalan nasional menuju SPBU Kampung Lalang. Tidak hanya itu, air juga meluap menyeberangi ruas jalan nasional di Kelurahan Kampung Lama, mulai dari depan depan Masjid Nurul Huda Simpang III sampai ke Simpang Batang Selemak.

Sejumlah kenderaan yang terjebak banjir saat melintas mengalami mogok. Suasana di pagi itu tampak panik karena hujan menguyur tiada henti dan debit air terus naik merendam ribuan rumah.
Sementara, situasi banjir di wilayah Desa Bukitmas dan Desa Sekoci belum dapat update informasi karena jaringan telekomunikasi sulit akibat adanya pemadaman listrik dari PLN sejak, Selasa malam.
Di wilayah dua desa yang secara geografis berada di kawasan hulu sungai ini diperkirakan lebih parah karena dataran lebih rendah. Sampai berita ini dikirim belum diketahui sampai berapa ketinggian air dan berapa jumlah warga yang terdampak.
Sampai menjelang siang, pemerintah kecamatan belum ada terlihat mendirikan Posko dan tenda untuk masyarakat yang mengungsi. Masyarakat hanya berinisiatif sendiri mencari tempat aman untuk berteduh.

Camat, Restra Yudha, sendiri saat ditanya waspada.id, kemarin, bagaimana langkah antisipasi menghadapi banjir mengingat cuaca ekstrem dan masyarakat sudah trauma dengan peristiwa banjir bandang tahun 2006, tidak memberi jawaban secara lugas.
Malah di tengah ancaman cuaca ekstrem, ia mengatakan sudah menyurati BPBD untuk melakukan penanaman 3.000 pohon. Jawaban camat terkesan tidak nyambung dengan ancaman situasi cuaca yang tak bersahabat.(id24)












