Scroll Untuk Membaca

HeadlinesInternasional

Buka KTT G20, Jokowi: Akhiri Perang

Presiden Joko Widodo membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dengan pesan agar negara anggota mengemban tanggung jawab, terutama supaya dunia tak lagi terjerumus ke perang dingin. Antara
Presiden Joko Widodo membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dengan pesan agar negara anggota mengemban tanggung jawab, terutama supaya dunia tak lagi terjerumus ke perang dingin. Antara
Kecil Besar
14px

NUSA DUA, Bali (Waspada): Presiden Joko Widodo membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dengan pesan agar negara anggota mengemban tanggung jawab, terutama supaya dunia tak lagi terjerumus ke perang dingin.

“Kita tak boleh memecah belah dunia. Kita tak boleh membiarkan dunia jatuh ke perang dingin lagi,” ujar Jokowi saat membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (15/11).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Buka KTT G20, Jokowi: Akhiri Perang

IKLAN

Sebagai pemegang presidensi G20, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia menyadari betapa penting dialog untuk menjembatani perbedaan. Semangat itu, katanya, harus ditunjukkan di G20.

“Kita tak punya pilihan lain. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita semua bertanggung jawab, bukan hanya untuk rakyat kita, tapi juga orang-orang di dunia,” ucap Jokowi.

Ia kemudian mengatakan bahwa bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip Piagam PBB secara konsisten. Bertanggung jawab juga berarti menciptakan situasi “win-win, bukan zero-sum.”

“Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tak berhenti, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju,” tutur Jokowi.

Jokowi lantas berkata, “Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi masa kini dan generasi selanjutnya.”

KTT G20 kali ini memang digelar di tengah berbagai tantangan ekonomi dunia pascapandemi Covid-19. Belum rampung permasalahan, dunia sudah harus berhadapan dengan dampak perang Rusia dan Ukraina.

Dalam KTT kali ini, Rusia pun diprediksi bakal menjadi bulan-bulanan. Presiden Vladimir Putin bahkan tak menghadiri langsung KTT ini, hanya diwakili Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Pada kesempatan itu juga Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masalah pupuk jangan disepelekan. Pasalnya, 48 negara berkembang akan menghadapi kondisi serius di tengah ancaman krisis pangan.

“Masalah pupuk jangan disepelekan jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk tercukupi dan harga yang terjangkau maka tahun 2023 akan jadi tahun yang lebih suram,” ujar Jokowi.

Jokowi mengungkapkan ketersediaan pupuk menjadi hal yang harus diperhatikan. Apabila terjadi gagal panen maka krisis pangan bisa mengancam.

“Kelangkaan pupuk akan menyebabkan gagal panen di berbagai belahan dunia. 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan yang tinggi akan menghadapi kondisi yang sangat serius,” ujarnya.

Selain itu, Jokowi juga menegaskan KTT G20 di Bali dua hari ini harus menghasilkan sesuatu yang konkret untuk membantu pemulihan ekonomi global pascapandemi covid-19 dan di tengah konflik Rusia-Ukraina yang belum ada tanda akan berakhir.

“Buat saya, KTT G20 ini harus berhasil. Tidak boleh gagal. Sebagai Presiden G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan hebat.”

Namun, Jokowi menegaskan keberhasilan hanya dapat tercapai jika semua negara berkomitmen bekerja keras meredam perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret bagi dunia.(cnni)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE