AL KHOR (Waspada): Kiper Yassine Bounou (foto) sudah dua kali terpilih menjadi pemain terbaik alias Man of the Match dari lima laga yang dilakoni Maroko pada gelaran Piala Dunia 2022 Qatar.
Tak heran jika pertandingan semifinal melawan Prancis di Al Bayt Stadium, Al Khor, Kamis (15/12) dinihari mulai pkl 0200 WIB, menjadi pembuktian lanjutan terkait ketangguhan Bounou di bawah mistar The Atlas Lyons.
Performanya dengan melakukan beberapa penyelamatan kunci untuk mendepak Spanyol di babak 16 besar dan Portugal di perempatfinal, bahkan mengundang pujian selangit dari kiper legendaris Dino Zoff.
“Siapa penjaga gawang terbaik di Piala Dunia ini? Sejauh ini saya melihat Bounou telah memberikan kesan terbaik,” puji Zoff, seperti diberitakan Tuttosport, Selasa (13/12).
“Dia memberikan kontribusi yang sangat penting. Ada banyak kejutan dari dia bersama Maroko,” tambah pemegang rekor kiper tertua yang menjuarai Piala Dunia tersebut.
Zoff merupakan kiper utama sekaligus kapten Gli Azzurri pada Piala Dunia 1982. Dalam usia 40 tahun, empat bulan dan 13 hari, dia membawa Italia memenangkan laga final kontra Jerman Barat dengan skor 3-1.
Legenda berusia 80 tahun itu sebenarnya sudah lama hilang dari peredaran. Namun penampilan luar biasa dari Bounou terutama ketika menahan tiga tendangan penalti pemain Spanyol, membuat Zoff keluar lagi dari sarangnya.
Kiper Sevilla berumur 31 tahun itu juga menghasilkan rekor penyelamatan 100 persen untuk menjegal Portugal. Termasuk menepis tembakan Joao Felix dan Cristiano Ronaldo di akhir pertandingan yang dimenangkan Maroko 1-0.
Kini Bounou mengklaim siap melanjutkan keajaiban Piala Dunia dengan mengeleminasi sang juara bertahan Prancis. Namun mantan kiper Girona itu bakal dihadapkan dengan ketajaman calon top skor Kylian Mbappe dan Olivier Giroud.
“Maroko dapat melakukan keajaiban. Sangat… sangat sulit untuk menemukan kata-kata untuk menggambarkan momen dan keyakinan kami,” tegas Bounou.
“Saya juga ingin berterima kasih kepada semua keluarga pemain dan para penggemar yang terus mendukung kami. Sekarang kami mesti mempersiapkan untuk apa yang akan datang,” ujarnya lagi.
Dia pun sadar, Si Singa Atlas akan menghadapi Pangeran Biru yang sangat dominan dalam rekor reuni mereka sepanjang sejarah. Maroko tidak pernah menang atas Les Bleus dalam tujuh pertemuan mereka dengan rincian kalah tiga kali dan seri empat kali.
“Tetapi kami tahu bahwa kami kini dapat melawan siapa pun. Sekarang generasi mendatang tahu bahwa Maroko dapat membuat keajaiban,” klaim Bounou.
Menurut Jules Konde, bek serba bisa Prancis asal klub Barcelona, dirinya tidak kaget dengan penampilan gemilang dan konsisten Bounou di bawah mistar Singa Atlas.
“Saya sama sekali tidak terkejut. Sebab saya memiliki kesempatan untuk melihatnya tumbuh dan dewasa hingga dia mencapai level yang sangat tinggi,” kata Kounde.
“Bono adalah penjaga gawang yang lengkap. Dia sangat kuat di garis, bagus dengan kakinya dan sangat kuat dalam adu penalti,” sanjungnya lagi.
Faktor Bounou membuat jangkar Sofyan Amrabat, meyakini kejutan maupun keajaiban Maroko seperti mimpi yang akan terus mereka ulangi. “Benar-benar tidak dapat dipercaya, kami semua sangat bangga,” jelasnya.
“Ini seperti mimpi indah yang ingin kami ulangi di semifinal. Kami pantas mendapatkan ini, bahkan 1.000 persen dengan cara kami berjuang dan bagaimana kami bermain,” papar Amrabat. (m08/tst/fifa)