MEDAN (Waspada): Pimpinan Wilayah ( PW) Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama ( IPNU) Sumatera Utara gelar aksi demo di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Senin (5/9).
Dalam orasinya, pengunjukrasa menyampaikan dugaan KKN pengadaan fasilitas sekolah di MAN 2 Medan, dugaan pungli di lingkungan MAN 2 Medan serta tidak transparannya kasus meninggalnya seorang siswa MAN 2 Medan di lingkungan sekolah.
“Ketika hal ini kami tanyakan pada pihak sekolah MAN 2 Medan, tidak ada penjelasan dari oknum kepala MAN 2 Medan terkait meninggalnya seorang siswa MAN 2 Medan di lingkungan sekolah” kata salah seorang pengunjukrasa.
Terkait hal tersebut, IPNU meminta pada Kakanwil Kemenagsu agar oknum yang bertanggungjawab diproses hukum atas meninggalnya salah seorang siswa MAN 2 Medan di lingkungan sekolah akibat tertimpa tiang besi.Meminta Kakanwil Kemenagsu memecat oknum kepala MAN 2 Medan.Mengusut tuntas adanya dugaan pungli dilingkungan MAN 2 Medan dan meminta agar menangkap dan memenjarakan oknum yang diduga terlibat pungli di lingkungan MAN 2 Model.
Usai menyampaikan tuntutannya, pengunjukrasa diterima Purba Pohan perwakilan dari Kanwil dan berjanji akan menyampaikan aspirasi IPNU pada pimpinan Kanwil Kemenagsu.
“Aspirasi adinda kami terima dan akan kami teruskan pada pimpinan” kata Purba.
Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Model Medan Wuri Tamtama Abdi menyebutkan pihaknya tidak pernah menutup-nutupi atas meninggalnya salah seorang murid kelas XII.
“Semua guru dan murid merasa kehilangan atas meninggalnya seorang murid kelas XII dan berbondong-bondong ke rumah duka,” terang Wuri seraya menambahkan pihak madrasah, staf pengajar, para pegawai dan seluruh murid menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus bertakziah ke rumah duka.
Dijelaskan Wuri, pihak Polsek Percut Seituan juga telah melakukan olah TKP ke MAN 2 Model sekaligus memintai sejumlah saksi dan guru. “Semua kesaksian telah diberikan sehingga tidak ada yang perlu ditutup-tutupi dalam kasus meninggalnya murid Kelas XII tersebut,” tutur Wuri.
Wuri berkomitmen akan tetap memperhatikan fasilitas madrasah dengan baik-baiknya. Siswa-siswi madrasah juga diimbau memanfaatkan fasilitas madrasah tersebut juga dengan sebaik-baiknya.
“Pihak madrasah menyediakan fasilitas madrasah untuk sarana olahraga agar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dijaga sebaik mungkin,” tegas Wuri.
Dijelaskan Wuri, kronologis kejadian naas itu awalnya sang murid bersama teman-temannya belajar di pentas seni karena ruang kelas dalam kondisi panas karena alat pendingin ruangan (AC) mati.
“Karena AC mati, murid-murid meminta gurunya agar belajar di ruang kelas. Mereka akhirnya belajar di Pentas Seni di lapangan upacara,” jelas Wuri.
Selanjutnya, guru bidang studi Aqidah Akhlak memulai pelajaran dan meminta agar murid-murid menyerahkan pekerjan rumah (PR) yang telah diberikan sebelumnya.
“Saat itulah, 5 orang murid, termasuk korban tidak membawa PR nya karena tertinggal di dalam kelas. Mereka meminta izin kepada guru untuk kembali ke kelas mengambil buku PR-nya,” terang Wuri.
Setelah mengambil buku PR-nya, tambah Wuri, 4 kawan korban berjalan kaki menuju pentas seni melalui koridor sekolah sedangkan korban berjalan sambil berlari melompati jaring-jaring tiang gawang futsal.
“Naas, saat melompat, kaki korban tersangkut jaring-jaring hingga terjatuh, disusul jatuhnya tiang gawang menimpa korban,” ujar Wuri.
Dijelaskan Wuri, orangtua korban telah mengikhlaskan kematian anaknya sebagai musibah dan bukan karena kelalaian pihak madrasah.
“Saya sudah mengikhlaskan kepergian anak saya dan jangan diungkit-ungkit kembali. Stop mengungkit-ungkit masalah ini. Saya juga tidak merasa keberatan atas peristiwa ini,” ujar Amsar, ayah kandung almarhum.
Saat ditanya dugaan pungli sebagamana yang ditudingkan oleh para pengunjuk rasa kepada dirinya, Wuri mengaku tidak mengetahui pungli apa yang dilakukannya.
“Pungli apa? Sekarang ini tidak ada pengutipan uang di MAN 2,” ujar Wuri seraya mempersilakan para pengunjuk rasa untuk mengeceknya.(m27/m22)
Waspada/Andi Aria Tirtayasa
Kepala MAN 2 Model Medan Wuri Tamtama Abdi, Kepala Tata Usaha Syamsul Bahri SPd, WKM IV Hj Misbah Suaidah, SPd, Hj Dra Nur Asmah Harahap MA dan Drs Amsar Harahap MPd (orangtua siswa yang meninggal dunia) saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, Senin (5/9) di MAN 2 Model Medan Jl. Williem Iskandar Desa Medan Estate Kecamatan Percut Seituan.











