Scroll Untuk Membaca

HeadlinesPendidikan

Doa Ayah Tunanetra Mengantar Putrinya Jadi Sarjana

Doa Ayah Tunanetra Mengantar Putrinya Jadi Sarjana
Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman, M.Ag bersama Armaya Rosa, 25, dan orang tuanya Hasril Hendra Armadi. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada.id): Auditorium Prof Ali Hasjmy, Banda Aceh, Kamis (2/10/2025), mendadak hening. Di panggung wisuda UIN Ar-Raniry, seorang ayah berdiri menggenggam tangan putrinya. Kedua matanya kosong, tapi wajahnya penuh syukur. Dialah Hasril Hendra Armadi, ayah Armaya Rosa, 25.

“Walaupun tidak bisa melihat langsung, saya tahu anak saya sudah menyelesaikan kuliahnya,” ucap Hasril lirih, dengan suara bergetar.

Sejenak keheningan menyelimuti ruangan, lalu ribuan tepuk tangan pecah. Tepuk tangan itu seakan menjadi mata bagi Hasril, yang sepanjang hidupnya hanya bisa menatap dunia dengan doa.

Hasril adalah tunanetra yang mencari nafkah sebagai tukang pijat. Bersama istrinya, Saniah, yang juga tunanetra, ia membesarkan lima anak dalam rumah sederhana. Hidup pas-pasan, tapi satu hal tak pernah ia kompromikan: pendidikan anak-anak. “Banyak tantangan, apalagi ekonomi keluarga kurang mampu,” tuturnya mantap.

Keyakinan itulah yang menuntun Armaya menempuh 13 semester kuliah Kimia. Setiap kali hampir menyerah, Hasril selalu hadir dengan nasihat sederhana namun dalam: “Jangan minder, jangan malu, tetaplah berjuang.”

Hari itu, nasihatnya terbukti. Armaya lulus dengan IPK 3,11. Air mata menetes, bukan karena kesedihan, melainkan karena sebuah janji doa telah sampai di garis akhir.

Armaya pun berdiri anggun dengan toga hitam. Di sampingnya, seorang ayah yang tak pernah melihat wajah putrinya, tetapi selalu menyalakan harapan dengan doa.

Hasril Hendra Armadi menggenggam tangan putrinya erat-erat. Kedua matanya kosong, namun suaranya bergetar penuh syukur. Saat itu, semua orang tahu, perjalanan panjang penuh keterbatasan, perjuangan, dan cinta orangtua akhirnya sampai di panggung wisuda.

Armaya lahir di Sigli, 11 September 2000, dan besar di Banda Aceh. Ia anak sulung dari lima bersaudara. Sejak kecil ia belajar tentang keteguhan. “Saya yakin anak saya bisa menyelesaikan kuliah,” tutur Hasril.

Di tengah stigma yang kerap membayangi anak-anak dari keluarga difabel, Armaya memilih bertahan. “Orang tua saya selalu menanamkan semangat. Walaupun mereka tunanetra, mereka tidak pernah menyerah. Itu membuat saya terus bertahan,” ujarnya dengan suara bergetar.

Hasril pun meneguhkan hati anak-anaknya, “Saya selalu bilang, walaupun orang tua cacat tunanetra, kalian harus bisa seperti orang lain. Alhamdulillah, anak-anak saya tidak malu punya orang tua seperti kami.”

Di panggung wisuda, Armaya tersenyum bangga. Ia tahu, di balik toga yang dikenakan, ada peluh dan doa orang tuanya. Doa yang tak bisa melihat, tapi mampu dirasakan. “Saya sangat bahagia bisa membanggakan orang tua di momen ini,” katanya.

Ribuan tepuk tangan seakan menjadi mata bagi Hasril dan istrinya. Mereka tak bisa menatap putrinya, tapi bisa mendengar: perjuangan yang dipelihara dengan doa, akhirnya berbuah manis.

Meski mereka tak bisa menatap putrinya, tetapi bisa merasakan cahaya dari perjuangannya. Di panggung wisuda, Armaya tersenyum bahagia. Toga hitam di pundaknya adalah hadiah untuk ayah dan ibunya—doa yang tak bisa melihat, tapi mampu menyalakan cahaya di hati anak-anaknya.

Armaya adalah satu dari 2.081 lulusan UIN Ar-Raniry pada Wisuda Gelombang III Tahun 2025, terdiri atas 1.932 sarjana, 139 magister, dan 10 doktor. Sejak berdiri, kampus ini telah melahirkan 64.454 alumni.

Namun angka-angka itu hanya statistik. Kisah Armaya memberi makna lain: pendidikan bukan sekadar ijazah, melainkan keyakinan, doa, dan cinta yang tak mengenal batas. (id64)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE