ACEH TAMIANG (Waspada): Jembatan Alur Agas yang berada di Kampung Tenggulun, Kecamatan Tenggulun yang mengalami kerusakan sejak empat tahun lalu dan butuh perbaikan. Namun, hingga saat ini dikabarkan belum ada tanda-tanda dari dinas terkait di lingkungan Pemkab Aceh Tamiang untuk melakukan perbaikan kondisi kerusakan jembatan tersebut.
Ketua Majelis Duduk Setikar Kampung (MDSK) Desa Tenggulun, M. Saleh kepada Wartawan Minggu (3/9) mengatakan, pihak Kampung Tenggulun sudah mengajukan proposal permohonan pembangunan jembatan Alur Agas sejak 4 tahun lalu secara berturut-turut.
“Persoalan ini secara kontinyu kami sampaikan permohonannya, baik melalui proposal maupun melalui rapat Musrenbang, tapi sampai hari ini belum ada tanda dan bukti realisasi guna dilakukan perbaikan dari dinas PUPR Aceh Tamiang,”sebutnya.
Ahyar, 45, warga Kampung Tenggulun terkait hal tersebut juga angkat bicara, dimana kondisi jembatan Alur Agas yang sudah amblas kedalam alur sekitar 1.5 meter dari permukaan badan jalan aspal.
“Mungkin tunggu ada korban dulu, baru dibangun jembatan itu,” ujar Ahyar dan sebagai warga setempat dirinya yang selalu menyaksikan langsung fenomena banjir pada Alur Agas serta menjelaskan bahwa air banjir tersebut melintas dari atas jembatan.
Ahyar menguraikan, air alur mengalir deras dari atas jembatan, bukan karena air-nya melimpah, tetapi karena jembatannya ambles kedalam alur sehingga seluruh bagian fisik jembatan menutupi jalur air pada parit.
Sebab itu, kalau sudah alurnya banjir, tidak ada seorang supir pun yang berani melintasi kendaraannya untuk melintasi jembatan dimaksud. Jembatan Alur Agas merupakan jembatan kecil yang berada di jalan utama menuju dua kampung yaitu Tenggulun dan Sumber Makmur dengan kondisinya sudah tidak memungkin lagi dilintasi kendaraan jenis mobil segala ukuran lantaran sudah parah dan siap memakan korban jiwa maupun korban harta.
“Jembatan ini bukan berada di atas sungai besar, tetapi hanya alur atau parit, maka itu masyarakat di sini menyebutnya titi Alur Agas, ukuran titi pada alur itu pendek, tetapi tidak sanggup juga diperbaiki oleh Dinas PUPR Aceh Tamiang,” demikian tegasnya.
Seperti diketahui, masyarakat dua kampung tersebut pada umumnya berprofesi sebagai petani, pekebun kelapa sawit, karena mayoritas penduduknya memiliki kebun kelapa sawit. Selain itu, di Tenggulun dan Sumber Makmur juga terdapat beberapa perusahaan besar maupun kecil milik swasta yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit.
Sangat wajar jika setiap harinya Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang harus dipasarkan dari dua kampung ini diangkut melintasi titi Alur Agas tersebut mencapai ratusan ton, sementara itu kondisi jembatannya sudah amblas merangsek ke dalam alur.
Sebelumnya, Kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Tamiang, Eddy Mofizal kepada Wartawan menanggapi hal tersebut hanya mengutarakan, bahwa pihaknya nanti akan membuat perencanaan DED (Detail Engineering Design) terlebih dahulu.(b15).