Scroll Untuk Membaca

Al-bayanHeadlines

Guru; Lampu Penerang

Kecil Besar
14px

Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia. Mengajarkannya pandai berbicara” (QS. Ar-Rahman: 2-4)

Pada ayat di atas, Allah SWT menyatakan Dia telah mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yang selanjutnya diajarkan kepada umat. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Makkah yang mengatakan: “Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, ‘Sesungguhnya Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)’” Bahasa orang yang mereka tuduhkan itu adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al-Qur’an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas (An-Nahlu:103)

Dalam ayat 4 dinyatakan bahwa Allah SWT mengajar manusia pandai berbicara. Berbicara tentu dengan menggunakan lidah, karena lidah selain sebagai alat perasa juga menjadi alat yang berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi. Lidah dalam agama hampir selalu dikaitkan dengan hati dan digunakan untuk mengukur baik buruknya perilaku seseorang.

Manusia akan menjadi baik, apabila keduanya baik, sebaliknya manusia akan menjadi buruk apabila keduanya buruk. Guru merupakan orang yang selalu memberikan wejangan yang baik kepada peserta didiknya, serta merupakan contoh suri tauladan terhadap siapapun, seperti pepatah jawa mengatakan guru yaitu “digugu lan ditiru”. Maksudnya guru biasanya mempunyai tutur kata yang patut didengarkan dan mempunyai tingkah laku yang patut ditiru siapapun.

Menurut Al-Ghazali, (1979: 211) istilah pendidik dengan berbagai kata seperti Al Muallim (guru), Al Mudaris (pengajar), Al Muaddib (pendidik), Al Walid (orang tua) dan Al Mursyid (petunjuk jalan kebenaran). Kata Al Muallim yang berarti orang yang mengetahui dan banyak para ulama ahlu pendidikan untuk menunjuk pada hati guru.

Al Mudarris untuk arti orang yang mengajar atau untuk orang yang memberi ilmu pelajaran. Namun dibandingkan dengan kata Al Muallim lebih banyak digunakan. Selain itu terdapat istilah Al Muaddib yang merujuk kepada guru yang khusus mengajar di istana (Nata, 2001: 41-42).

Digunakan kata Al Walid, guru diperumpamakan orang tua yang mempunyai rasa belas kasihan kepada muridnya dan memberlakukan mereka sebagai anaknya sendiri. Sedangkan keterangan kata Al Mursyid, karena tujuan pengajaran pada hakekatnya menunjukkan kepada murid ke jalan Allah SWT dan apabila jalan Allah, maka tidaklah bermanfaat bagi murid (Az-Zubaid, t.th: 334).

Tetapi istilah guru untuk masa sekarang sudah mendapat arti yang lebih luas dalam masyarakat dalam arti di atas yakni, semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kependidikan tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang yang disebut guru misalnya guru mengetik, guru menjahit (Ngalim Purwanto, 2007: 138).

Guru merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Berangkat dari pembahasan itu mulianya tugas dari seorang guru mari kita muliakan dan hormati sang guru. Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Guru; Lampu Penerang

IKLAN

(Kandidat Doktor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Guru Dayah MUDI Samalanga dan Dosen IAIA Samalanga serta Ketua Ansor Pijay)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE