MEDAN (Waspada): Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman menyebutkan Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara dalam 20 tahun ke depan akan dikuasai oleh non pribumi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman dalam sambutannya di acara Dialog Ramadan 1444 Hijriyah yang digelar Asahan Kampungku Community di Café & Resto d’Kuliner AsahanKampungku Jl. Sultan Makmoen Al Rasyid Medan, Minggu (9/4), lalu.
Berkaitan hal tersebut, Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman angkat bicara. Aulia pun menjelaskan makna pribumi dan non pribumi, yang statemennya tersebut menjadi pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat.
Ditemui Waspada saat Safari Ramadan di Masjid Taqwa Jl. Bilal, Gang Keluarga, Kel. Pulo Brayan Darat I, Kec. Medan Timur, Medan, Kamis (13/4) malam, Aulia menegaskan bahasa pribumi dan non pribumi sudah tidak ada lagi di Indonesia.
‘’Kita semua sudah disetarakan di Indonesia. Semua hari besar ada di Indonesia. Kita sudah disetarakan. Tidak ada lagi istilah pribumi maupun non pribumi itu. Ini tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 26 tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008,’’ ucap Aulia.
Aulia menyebutkan, makna non pribumi itu adalah asing. ‘’Ini lah yang kita buat supaya seluruh warga Kota Medan ini, dia merasa dirinya pribumi untuk membuat satu jiwa nasionalis, untuk melindungi serta memproteksi kota kita. Itu maknanya,’’ tegas Aulia.
Aulia mengaku heran, ada orang membuat multi tafsir soal pribumi dan non pribumi tersebut. ‘’Ini membuat kita menjadi pecah belah dengan bahasa ini. Justru mereka seharusnya mensupporting untuk menimbulkan jiwa nasionalis dalam diri bangsa Indonesia ini terkhusus Kota Medan. Agar mereka yang menguasai wilayah, agar mereka yang mendesain wilayah, untuk apa?, anak cucu ke depan,’’ ucap Aulia.
Aulia kembali menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pribumi dan non pribumi itu untuk asing, bukan untuk warga Indonesia. Warga Indonesia tidak ada lagi bahasanya pribumi dan non pribumi. ‘’Jadi yang dimaksud disini bukan untuk warga turunan. Itu sudah tidak ada lagi di Indonesia dan telah ditegaskan dalam Undang-undang maupun Intruksi Presiden tersebut,’’ jelas Aulia.
Disini, kata Aulia, dirinya hanya mencoba memicu warga Indonesia dan memproteksi, agar NKRI jangan sampai wilayah-wilayahnya dikuasai oleh asing. ‘’Kenapa jika dikuasai orang asing?, Dia (asing) akan mendesain. Tentu regulasi akan berat sebelah. Kita harus memikirkan anak cucu kita ke depan,’’ tutur Aulia.
Aulia kembali menegaskan dan memohon agar memaknai bahasa ini dengan bijak, dengan analisa yang jauh, jangan menggunakan analisa dangkal yang membuat kita pecah-belah.
‘’Kenapa asing. Sekarang begini, inflasi itu sekarang sangat kencang. Investasi itu sangat banyak datang. Kita tahu negara mana yang kuat memberikan support,’’ sebutnya.
Mereka, kata Aulia, tentunya akan menguasai wilayah yang notabene perputaran ekonominya bagus. Mereka akan berinvestasi di sini. Mereka akan mendesain semua, otomatis mereka akan menciptakan orang, dan kita tersingkir.
‘’Bukan dia yang menjadi wali kotanya, tapi wali kota itu ciptaan dari dia, sehingga kita, mau itu suku apa, etnis apa, ras apa, agama apa pun, kulit putih atau kulit hitam, coklat, ya semua kita akan tersisihkan,’’ tandas Aulia Rachman.(m29)
Waspada/Andy Aditya
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman (tengah) menerima buku dalam acara silaturrahim dan dialog Ramadan di 1444 Hijriyah yang digelar Asahan Kampungku Community di Café & Resto d’Kuliner AsahanKampungku Jl. Sultan Makmoen Al Rasyid Medan, Minggu (9/4), lalu.