Scroll Untuk Membaca

EkonomiHeadlines

Kebutuhan Energi Fosil Indonesia Mencapai 2 Juta Barel Per Hari

Kebutuhan Energi Fosil Indonesia Mencapai 2 Juta Barel Per Hari
2nd Northern Sumatra Forum secara resmi dibuka hari ini secara bersama-sama oleh Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah, Gubernur Riau diwakili Kadis ESDM Evarefita, Gubernur Kepri diwakili Kadis ESDM Darwin, dan Gubernur Aceh diwakili oleh Mahdinur. Mereka menyentuh tombol simbolik di layar besar LED di atas panggung Ballroom Hotel Adimulia. Waspada.id/Hamzah
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada) : Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa kebutuhan energi fosil masyarakat Indonesia mencapai 2 juta barel per hari.

Hal itu diungkapkan Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman pada pembukaan 2nd NSF di Ballroom, Hotel Adi Mulia, Medan, Kamis (27/10). Seraya menyatakan bahwa produksi energi fosil Indonesia hanya 600 ribu barel per hari.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kebutuhan Energi Fosil Indonesia Mencapai 2 Juta Barel Per Hari

IKLAN

“Dalam hal ini kita melihat produksi energi fosil Indonesia setiap hari mengalami penurunan sementara kebutuhan terus meningkat. Tentunya kondisi ini merupakan pukulan berat bagi Indonesia karena semakin hari subsidi semakin meningkat,” ujarnya.

Fatar Yani Abdurrahman menjelaskan bahwa perbandingan antara kebutuhan dan produksi yang cukup tinggi tersebut menunjukkanbahwa tingginya Indonesia mengimpor energi fosil untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dengan perhelatan 2nd NSF yang digelar di Medan, Sumatera Utara, lanjutnya, dapat memberikan angin segar bagi masyarakat Indonesia ke depannya. Dimana dengan adanya dukungan pemerintah daerah maka target target kita 2030 adalah memproduksi 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari tercapai.

“Untuk itu marilah bersama-sama dengan semangat sumpah pemuda antara pemerintah daerah, SKK Migas, dan KKKS Wilayah Sumbagut memupuk sinergisitas untuk menghasilkan produksi energi fosil lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menceritakan sejarah awal bangkitnya migas di Indonesia yang dimulai pada tahun 1885 pertama kalinya ditemukan di Telaga Said, Sei Lapan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Pada 15 Juni 1885, saat itu A.J. Zijker berhasil menggali sebuah sumur minyak yang diberi nama Telaga Tunggal I atau Telaga Said, yang terletak di 12,5 kilometer di sebelah Pangkalan Brandan, Langkat Sumatera Utara.

Dengan pengelolaan sumur minyak di Telaga Said itu, maka dimulailah sejarah perminyakan di Indonesia. Sumur minyak tersebut dikelola oleh NV Koninklijke Nederlandsch Petroleum Mij.

Seiring perjalanan waktu, perusahaan itu kemudian berpatungan dengan Shell untuk membentuk sebuah perusahaan minyak, yang diberi nama Bataafsche Petroleum Mij (BPM) dan pada tahun 1892 dibangun kilang penyulingan minyak yang berkapasitas 2,4 ribu barrel per hari di Pangkalan Brandan.

“Dan untuk mengenang hal tersebut maka kita akan merevitalisasi Telaga Said tersebut, sebagai pendorong semangat SKK Migas, KKKS Wilayah Sumbagut dan Pemerintah Daerah untuk bersinergi membangun yang lebih baik,” ujarnya.

Target Pengeboran Masih 69 Persen

Sementara Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikki Rahmat Firdaus mengungkapkan bahwa target pengeboran SKK Migas masih 69 persen yang tercapai.

Untuk marealisasikan target tersebut diharapkan seluruh stakeholder migas sama-sama membangun koordinasi, komunikasi dan bersinergi akan tercapai terget produksi 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari,

“Dalam hal ini kita juga mengapresiasi kerja sama yang sudah terjalin baik dengan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Dan CEO Forum akan menjadi tempat kita untuk berdiskusi nanti. Terkait soal perizinan, kita akan bahas bersama dengan kepala daerah,” katanya.

Riki juga menyatakan bahwa keberhasilan target pengoboran maupun target produksi memberikan dampak multi player effect atau dampak positif bagi tumbuh kembang perekonomian Indonesia khususnya di daerah masing-masing. (m13)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE