MEDAN (Waspada): Kabar duka menyelimuti insan sepakbola Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Mantan Kiper Timnas dan PSMS Medan, Ponirin Meka meninggal dunia pada Minggu (10/4) sekitar pukul 16.30 WIB.
Almarhum meninggal di kediamannya, kawasan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang. Almarhum rencananya akan dikebumikan di pemakaman dekat kediamannya pada Senin (11/10) pukul 10.00 WIB.
Seperti diketahui, Ponirin Meka menghembuskan nafas terakhirnya di usia 66 tahun. Pada masa mudanya, almarhum memiliki sejumlah kenangan indah kala menjadi kiper Timnas Indonesia dan PSMS Medan.
Mantan pemain PSMS, Bambang Usmanto menilai jika Ponirin sosok yang bersahabat. “Yang pasti kami mantan pemain PSMS yang pernah bermain sama almarhum sangat kehilangan sekali. Dia salah satu kiper terbaik yang dimiliki PSMS dan Timnas,” katanya.
“Almarhum telah banyak mengukir prestasi buat PSMS dan pernah mengantarkan PSSI juara SEA Games bersama Ricky Yacob cs. Saya sempat bermain denganya ketika membawa PSMS juara PSSI tahun 1983 dengan mengalahkan Persib dan final Marah Halim Cup tahun 1983 ketika bertemu Korea Selatan,” kenang Bambang.
Si Tangan Emas
Bagi para pecinta sepakbola Indonesia di era 1980-an, tentu sudah tak asing lagi dengan sosok kiper hebat Ponirin Meka. Ia adalah legenda bagi PSMS dan Timnas Indonesia.
Ponirin salah satu aktor di balik sukses PSMS merengkuh gelar juara di era Perserikatan 1980-an. Tidak hanya itu, ia juga sukses saat berseragam Timnas Indonesia Senior.
Sejak kecil Ponirin hobi bermain bola dengan mengumpulkan bungkus daun pisang yang digulung untuk menjadi bola. Lalu Ponirin bergabung dengan klub amatir PSSD yang merupakan anggota klub PSDS Deliserdang pada 1976.
Setahun kemudian dirinya dipanggil untuk memperkuat PSDS sebagai kiper utama dalam kompetisi Divisi I Perserikatan PSSI. Penampilan yang gemilang bersama PSDS itu membuatnya hijrah ke Medan dengan bergabung klub anggota PSMS Medan, PS Kinantan dan setahun kemudian Ponirin pindah ke Medan Putra (klub anggota PSMS) sehingga kemampuannya kian terasah.
Tak lama berselang, Ponirin bergabung dengan Medan Utara (klub anggota PSMS) pada 1979. Bersama Medan Utara inilah bakatnya sebagai kiper yang andal mulai terasah dan matang, sehingga tampil gemilang dalam kompetisi antar klub anggota PSMS.
Karena kemampuannya tersebutlah yang mengantarkan Ponirin menjadi kiper utama PSMS pada 1982, menggantikan Taufik Lubis yang pensiun sebagai pesepakbola.
Prestasinya yang fenomenal bersama PSMS adalah saat menjadi pahlawan dalam adu penalti melawan Persib Bandung pada final Divisi Utama Perserikatan PSSI 1983 dan 1985.
“Pada final 1983, Persib gagal menjadi juara karena hanya dua eksekutornya yang mampu menjebol gawang PSMS yang dikawal Ponirin Meka yakni Bambang Sukowiyono dan Wawan Karnawan. Tiga penendang yang gagal adalah Giantoro, Adjat Sudrajat, dan Wolter Sulu.
Pada final Perserikatan edisi 1985, PSMS kembali menghadapi Persib. Di babak adu penalti, Ponirin kembali menjadi pahlawan Ayam Kinantan. Eksekusi Iwan Sunarya, Adeng Hudaya, Dede Iskandar, dan Robby Darwis sukses dibendung Ponirin. Hanya Adjat Sudrajat yang sukses mencetak gol.
Penampilan memukau bersama PSMS kemudian membawa Ponirin masuk Timnas Indonesia. Ponirin Meka memulai debutnya di Timnas di Merdeka Games 1984 yang dilatih oleh legenda PSMS Yuswardi.
Ponirin Meka waktu itu dipanggil bersama 3 rekannya dari PSMS yaitu Sakum Nugroho, Yusnik Adiputra, dan Reno Latuperissa. Walau gagal membawa Timnas juara, penampilan gemilang Ponirin mulai dipuji oleh media-media Asia.
“Ponirin Meka kembali menjadi kiper utama ketika Indonesia tampil menawan di Asian Games 1986 di Seoul, dengan melaju ke semifinal. Sayang Timnas kalah 0-4 dari tuan rumah Korea Selatan dan kalah 0-5 saat perebutan tempat ketiga melawan Kuwait.
Pemain yang dijuluki ‘Si Tangan Emas’ ini juga berhasil membawa Indonesia meraih medali emas untuk pertama kalinya di SEA Games 1987 yang berlangsung di Jakarta, usai di final mengalahkan Malaysia 1-0 dan selama turnamen ini Ponirin hanya kebobolan satu gol.
Sebelum meraih emas SEA Games 1987, Ponirin Meka juga sukses membawa Timnas Indonesia Juara Piala Kemerdekaan 1987 setelah di final mengalahkan Aljazair 2-1.
Selain bermain bersama PSMS Medan, Ponirin Meka juga sempat bermain bersama Persijatim dalam nanungan klub Bina Taruna. Ia pindah tak lama usai membawa PSMS juara Perserikatan edisi 1985 yang beberapa tahun kemudian pensiun dari sepakbola. (m33)