MEDAN (Waspada): Ketua Komisi A Hendro Susanto (foto), meminta Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama Duta Besar Indonesia di Ukraina Ghafur Dharmaputra berusaha dan ikut membantu pemulangan 9 warga Binjai dan Langkat, yang terjebak perang dengan Rusia.
“Gunakan kekuatan diplomasi RI untuk memulangkan 9 warga Binjai dan Langkat yang hingga kini masih terkepung akibat perang Ukraina-Rusia,” kata Hendro Susanto kepada wartawan di Medan, Selasa (8/3).
Anggota dewan dari Fraksi PKS itu merespon update situasi di Kiev, ibukota Ukraina yang sejak 24 Februari lalu dihujani ledakan bom dan serangan oleh militer Rusia, dan mengakibatkan seratusan warga RI terjebak di sana.
“Terdapat sekitar 9 warga Binjai-Langkat yang hingga kemarin masih terjebak di Chernihiv, Ukraina dan kita meminta agar segera dievakuasi dan diberangkatkan ke Tanah Air,” ujarnya.
Informasi tentang nasib mereka didasarkan dari laporan masyarakat Binjai yang disampaikan kepada Hendro, yang juga anggota dewan Dapil XII, yang meliputi Binjai dan Langkat itu.
“Mereka pihak keluarga di Binjai hari ini masih resah, walaupun sudah didapat kabar bahwa kondisi anggota keluarga mereka di Ukraina dalam keadaan sehat, ” ungkap Hendro, yang juga wakil ketua fraksi PKS DPRD Sumut ini.
Sebelumnya, beredar video yang berisi kesembilan warga Binjai di Ukraina meminta bantuan pemerintah Indonesia agar segera dievakuasi, mengingat situasi semakin genting di negara Eropa Timur tersebut.
Adapun nama-nama warga Binjai dan Langkat yang bekerja di Chernihiv, Ukraina tersebut, diantaranya enam orang warga Binjai yaitu Iskandar, Muhammad Raga Prayuda, Muhammad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma. Sedangkan tiga orang warga Kabupaten Langkat yaitu Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas.
Evakuasi
Hendro Susanto meminta Presiden Jokowi untuk yang pertama menugaskan pihak Dubes di Ukraina dan Menlu Retno Marsudi agar segera memerintahkan evakuasi melalui jalur diplomasi terhadap warga Sumut itu.
“Kedua, warga Binjai dan Langkat itu diminta segera diberangkatkan ke Indonesia, untuk kembali berkumpul dengan sanak keluarga,” pungkasnya.
Terpisah, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) RI menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan rencana kontingensi untuk semua WNI berkumpul di KBRI. “Namun ke-9 WNI Chernihiv tidak bisa mencapai KBRI,” kata Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, seperti dikutip, Selasa (8/3).
Sejak saat itu, lanjutnya, Kemlu dan KBRI terus memonitor kondisi para WNI itu. Pihak-pihak terkait juga terus mencari upaya untuk menciptakan keamanan bagi mereka dan berkoordinasi dengan pihak Ukraina. (cpb)