Scroll Untuk Membaca

Headlines

Paracetamol Tablet IP Berbahaya Dan Mengandung Virus Tersebar Di Medsos

Ketua PAFI Sumut: Prosedur Pembuatan Tablet Ketat, Jadi Broadcash Itu Hoax

Paracetamol Tablet IP Berbahaya Dan Mengandung Virus Tersebar Di Medsos
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Beberapa hari lalu ramai tersebar informasi melalui broadcast di Media Sosial (Medsos) bahwa ada obat jenis Paracetamol berbahaya dan mengandung virus jika dikonsumsi.

Isi Brodcast itu, ‘Hati hati untuk tidak menggunakan paracetamol yang datang ditulis p/500. Ini adalah paracetamol baru sangat putih dan mengkilap, mengandung ‘machupo‘ virus. Dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silahkan berbagi pesan ini untuk semua orang dan keluarga’.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Jelas informasi ini membuat masyarakat menjadi bertambah resah dan kepercayaan masyarakat terhadap obat-obatan ini menjadi rendah. Berujung menjadi bingung mengkonsumsi obat apa jika mengalami sakit.

Menanggapi ini, Ketua pengurus Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) wilayah Sumatera Utara (Sumut), Dr. Muhammad Taufik, S, Si. M. Si angkat bicara, ia menegaskan bahwa informasi itu hoax.

Gak mungkin tidak ada pengawasan, selama proses produksi tidak mungkin masih ada virusnya karena kondisi tablet juga harus betul-betul kering sesuai dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).

Sementara virus memerlukan lingkungan lembab dan suhu rendah untuk bertahan hidup.

Misalkan apabila ada virus yang bertahan hidup akibat adanya kontaminasi baik manusia maupun hewan yang terinfeksi virus Machupo tersebut.

Namun demikian peluang kontaminasi virus dalam proses produksi obat tentu sangat kecil, hal ini sesuai dengan proses kontrol kualitas yang berlapis sesuai dengan SOP perusahaan farmasi,” ungkapnya.

Taufik bahkan menyebutkan biasanya selama proses produksi tablet tersebut juga dilaksanakn uji kualitas maupun sampling dalam menjaga proses produksi dan sistem dijaga tertutup dan steril pada saat pencampuran hingga terbentuk tablet.

“Semua proses pembuatan tablet itu higienis jadi kalau semua proses pembuatan tablet sudah dipenuhi sesuai SOP, tentu virus yang bersangkutan gak ada dalam tablet parasetamol. Pembuatan tablet kan prosedurnya ketat,” ujarnya.

Sementara itu, akibat broadcast itu, banyak masyarakat yang mengaku menjadi takut untuk mengkonsumsi obat-obatan saat ini.

Hal ini pun dipicu akibat beberapa waktu lalu terdapat informasi bahwa sejumlah obat sirop dinyatakan bahaya jika dikonsumsi dan banyak kasus anak gagal ginjal kronis akibatnya. (cbud)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE