Warga Langsa mengantre bahan bakar minyak menggunakan kemasan air mineral di SPBU Jalan Ahmad Yani, Kota Langsa, Senin (1/12/2025). Waspada.id/Rizaldi Anwar
LANGSA (Waspada.id): Pasca banjir dan angin kencang, Selasa (25/11/2025) yang merendam dan melumpuhkan seluruh wilayah Kota Langsa membuat warga kebingungan mencari sembilan bahan pokok (sembako), bahan bakar minyak (BBM) dan air bersih akibat tidak adanya pasokan dan penyaluran bantuan dari pemerintah.
Pantauan Waspada.id, meski denyut aktivitas warga Kota Langsa mulai terlihat sejak Minggu (30/11/29/2025), sejumlah persoalan krusial masih mendera pasca bencana banjir dan angin kencang yang melanda kota itu akibat kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Warga mengantre membeli ikan yang harganya melambung, Senin (1/12/2024). Waspada.id/Rizaldi Anwar
Bahkan, antrean hingga mencapai 1 hingga 2 kilometer dengan dijatah Rp20 ribu untuk sepedamotor dan Rp100-150 ribu untuk mobil minyak pertalite.
“Pasca banjir, warga kesulitan mencari bahan bakar minyak (BBM) untuk menyalakan mesin untuk bersih-bersih, dan kendaraaan. Kalau pun harus antrean itupun belum tentu ada,” ujar Agus, warga Kota Langsa saat mengantre BBM di SPBU Jalan Ahmad Yani Kota Langsa.
Kondisi ini diperparah lagi dengan harga bahan pokok kian melambung. Akibatnya, semakin memperparah kondisi korban banjir baik warga lokal maupun pelintas, khususnya tujuan Medan yang menumpuk di kota tersebut.
Mirisnya, hingga kini pihak terkait, khususnya pemerintah sama sekali belum ada pergerakan apalagi bantuan untuk para pengungsi di wilayah Kota Langsa akibat banjir yang merendam lima kecamatan.
“Gila bener memang, tak ada bantuan sama sekali dirasakan warga yang benar-bener hancur tertimpa musibah. Bahkan terkesan dibiarkan hingga hari kelima, Senin (1/12/2025),” ujar Ratna Dewi, 35, warga Kota Langsa yang sangat kecewa mewakili keluhan warga kota tersebut.
Melambung
Selain itu, harga sejumlah bahan pokok, seperti beras, telur, mie instan, minyak goreng, ikan dan lain-lain harganya menggila.
“Kondisi ini seperti pasca tsunami yang mendera Aceh pada tahun 2004 silam, hanya saja tidak banyak korban. Saat ini banyak korban kekecewaan dan kelaparan warga yang tidak mendapatkan sembako,” keluhnya.

Kondisi pasca banjir yang merendam pusat Kota Langsa, Senin (1/12/2025). Waspada.id/Rizaldi Anwar
Ironinya lagi, sambungnya, bantuan apapun tidak ada dirasakan oleh warga hingga hari kelima. Ke mana para pejabatnya?
“Biasanya, jika ada musibah sudah ada dapur umum, posko-posko kemanusiaan dari aparat di setiap sudut gampong dan pusat pemerintahan. Hari ini semua terkesan sendiri-sendiri menyelamatkan diri dan keluarganya,” tukasnya.
Dedi, warga Langsa lainnya mengaku saat ini di pusat kota pemerintahan masih banyak lumpur dan sampah-sampah yang berserakan di sana-sini yang belum ada penanganan apa pun.
“Kami berharap kepada pemerintah tolong bantu kami yang kesulitan mendapatkan sembako. Ke mana lagi kami harus mencari, sementara duit sudah tidak ada dan arus listrik dan sinyal handphone masih minim,” keluhnya. (id47)












