MEDAN (Waspada): DPRD Sumut berharap kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero untuk menjamin tidak ada lagi pemadaman listrik selama Ramadahan dan Idul Fitri.
“Belajarlah dari kegagalan, dan tidak boleh terjadi lagi kegagalan serupa dalam melayani masyarakat, terutama umat Islam yang akan memasuki bulan suci Ramadhan,” kata Wakil Ketua Komisi B Zeira Salim Ritonga (foto) kepada Waspada, di Medan (30/3).
Anggota dewan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini merespon pemadaman listrik yang terjadi di sejumlah daerah di Kota Medan menjelang Ramadhan.
Menyikapi ini, Zeira berpendapat, PLN adalah perusahaan negara satu satunya yang ditugaskan untuk medistribusikan listrik kepada masyarakat luas, namun alangkah gawatnya jika pemadaman di zaman serba canggih ini terus terjadi.
“Harus ada menejemen yang visioner dalam menjalankan aktivitas perusahaan, sehingga diharapkan sudah ada antisipasi jika terjadi penambahan beban daya atau terjadi kerusakan jaringan,” katanya.
Zeira juga menyebut alasan-alasan klise seperti perbaikan jaringan, gardu dan pemeliharaan alat tampaknya tak cocok lagi dijadikan dalih listrik padam. “Ini alasan yang seharusnya tidak menjadi alasan,” ujar Zeira.
Mencermati perkembangan terhadap PLN, Zeira menyebutkan, alasan pemadaman tampaknya sudah tidak tepat lagi disandarkan pada komponen peralatan listrik, karena pemerintah sudah meresmikan pembangunan pembangkit listrik bergerak atau Mobile Power Plant (MPP) berkapasitas 350 Mega Watt (MW) yang akan memperkuat sistem kelistrikan Regional Sumatra.
“Untuk wilayah Sumatera, penambahan daya ini dianggap cukup baik membantu sistem kelistrikan secara keseluruhan,” ujarnya.
Zeira menambahkan, pemadaman bergilir yang kerap terjadi, terlebih di bulan suci Ramadhan jelas mengganggu aktivitas masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan agama.
“Intinya, PLN harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya akan melonjaknya permintaan listrik,” sebutnya.
Dia juga meminta PLN belajar dari kegagalannya, dan melangkah dengan kinerja yang brilian, agar masyarakat tidak lagi bosan dengan byar-pet atau lampu padam, yang juga telah merusak peralatan listrik di rumah mereka.
“Sudah terlalu kuno minta maaf gara-gara listrik padam, harusnya PLN berani menyebut tidak akan ada lagi pemadaman,” pungkas Zeira. (cpb)