Scroll Untuk Membaca

HeadlinesOlahraga

Selecao Belum Berpikir Semifinal

<strong>Selecao Belum Berpikir Semifinal</strong>
NEYMAR Junior (kanan) dan kawan-kawan menari Samba saat merayakan sukses mengatasi Korea Selatan di Stadion 974, Doha. Sporting News
Kecil Besar
14px

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

DOHA (Waspada): Juara dunia lima kali Brazil menunjukkan kejayaan ketika menggasak Korea Selatan dengan skor telak 4-1 pada laga babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar.

Kemenangan meyakinkan di Stadion 974, Doha, Senin (Selasa WIB), membuat Selecao difavoritkan bakal mulus menembus semifinal. Pada babak delapan di Education City Stadium, Jumat (9/12) malam mulai pkl 2200 WIB, Brazil menjajal Kroasia yang lolos berkat kemenangan adu penalti 1-1 (3-1) atas Jepang.

Casemiro dan kawan-kawan pun potensial berjumpa dengan Argentina yang dimotori megabintang Lionel Messi di babak empat besar. Namun Dani Alves, sahabat dekat Messi saat masih sama-sama membela Barcelona, langsung menegaskan Selecao belum berpikir semifinal.

“Semifinal melawan Messi? Kami di sini bukan untuk memilih lawan. Kami harus memberikan semua yang kami miliki dan terus berjuang,” beber bek sayap veteran berumur 39 tahun itu lewat Tuttomercatoweb, Selasa (6/12).

“Kami belum berpikir semifinal. Kami masih berada di perempatfinal untuk menghormati Kroasia, kami fokus pada laga itu. Mereka memiliki banyak pemain berkualitas, mereka layak mendapat perhatian 110 persen dari kami,” tegas Alves.

Menghadapi Taeguk Warriors di Stadion 974, Neymar yang absen dalam dua pertandingan sebelumnya, kembali mentas sekaligus memotori sukses Samba. Penyerang Paris Saint-Germain itu ikut menyumbang satu gol, melengkapi gol-gol Vinicius Junior, Richarlison serta Lucas Paqueta di babak pertama.

Keberhasilan itu membuat Brazil kini sudah 14 kali mencapai babak perempatfinal Piala Dunia, sejajar dengan Jerman yang sudah tersisih di babak penyisihan grup.

Tim Samba sudah mengikuti 22 edisi Piala Dunia dengan mengoleksi lima gelar juara pada 1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002. Kini Vinicius membidik kampiun lagi guna didedikasikannya kepada legenda Pele yang sedang bergelut dengan penyakit.

“Saya ingin mengirim pelukan besar untuk Pele. Kemenangan ini untuk dia,” papar penyerang muda Real Madrid tersebut.

“Saya berharap semuanya berjalan dengan baik. Semoga dia bisa keluar dari situasi ini dan kami bisa menjadi juara untuknya,” tekad Vinicius.

Sejak awal duel melawan Korsel, Brazil langsung mengambil inisiatif menyerang. Tim asuhan Adenor Leonardo Bacchi alias Tite itu mampu unggul cepat menit ketujuh melalui gol yang dicetak Vinicius.

Brazil memiliki peluang emas untuk menambah keunggulan, setelah penyerang Richarlison dilanggar oleh gelandang Jung Woo-young di kotak terlarang Tim Ginseng.

Neymar yang baru kembali membela Selecao maju sebagai algojo. Mantan bomber Barcelona dan Santos itu sukses melaksanakan tugasnya dengan mengirimkan bola ke sisi pojok bawah kanan gawang Korea Selatan menit 13.

Selecao semakin berada di atas angin setelah mencatatkan gol ketiganya menit 29. Richarlison yang giliran mencatatkan namanya di papan skor dengan memanfaatkan umpan bek Thiago Silva.

Pasukan Tite terus berpesta di babak pertama. Kali ini Lucas Paqueta yang mencetak gol keempat Samba menit 36 dan skor 4-0 itu bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, Korsel mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu. Tim asuhan Paulo Bento itu sempat mengancam melalui tendangan Son Heung-min, akan tetapi bola masih bisa ditepis kiper Alisson Becker.

Taeguk Warriors akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan melalui tendangan keras gelandang Paik Seung-ho yang tak mampu dibendung Alisson menit 76.

Seusai laga, Neymar terpilih sebagai man of the match karena menjadi kreator utama dalam serangan-serangan yang dibangun Tim Samba. Menurut Tite, bomber berumur 30 tahun itu memang menjadi pusat permainan pasukannya.

“Ketika sebuah tim sedang mencari pemain, mereka tahu bahwa mereka memiliki busur dan anak panah di sana. Itu tentu bisa membuat perbedaan,” tegas Tite.

“Masing-masing memiliki karakteristik sendiri untuk menyerang. Neymar adalah pusat permainan yang meningkatkan performa rekan-rekannya, ini merupakan skill kepemimpinan teknis,” pujinya lagi. (m08/ttm/espn/fifa)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE