Scroll Untuk Membaca

Headlines

 Sombong Karena Ilmu

Kecil Besar
14px

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian ‘luaskanlah tempat duduk kalian’ di dalam majlis-majlis, maka luaskanlah untuk orang lain, maka Allah SWT akan meluaskan untuk kalian, dan apabila dikatakan ‘berdirilah kalian’ maka berdirilah, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah Mahateliti atas apa-apa yang kalian kerjakan” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Sombong karena ilmu. Seharusnya orang yang berilmu akan semakin dekat dengan Allah SWT, karena ilmu pengetahuan yang hakiki didapat dari Sang Pencipta. Orang yang berilmu sejatinya akan terus mengagungkan Allah SWT, karena ilmu akan membawa manusia kepada jalan kebenaran.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Apabila ada orang yang berilmu, namun semakin jauh dari Allah SWT, berarti telah terjadi kesalahan pada mental kemanusiaannya.

Mungkin manusia yang seperti ini telah menjelma menjadi setan yang tidak lagi memiliki derajat disisi Allah SWT.  Padahal sejauh yang dipahami, orang yang berilmu justru akan mendapat derajat yang tinggi di sisi-Nya.

Sebagaimana ketinggian derajat orang yang berilmu, kemampuannya pada bidang yang diampu tentu sudah tidak dapat lagi diragukan, terlebih dalam mengenal halal dan haram, justru ia akan menjadi pelurus yang bengkok, sekaligus menjadi sumber dari semua pertanyaan yang memerlukan jawaban.

Namun, ketinggian derajat orang yang berilmu akan berdampak positif kepada kepribadian seseorang yang penuh dengan nilai-nilai iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Orang-orang yang paham dengan ilmu pengetahuan, setelah meneliti hakikat dari setiap ilmu adalah mutlak karena kekuasaan-Nya, ia akan sadar betapa besarnya kekuasaan dan rahmat Allah SWT. tingkat kesadaran yang tinggi itulah yang membuat manusia semakin takut kepada Allah SWT.

Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-Nya adalah ulama, Sungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahapengampun” (QS. Fathir 28).

Merujuk dari Nash yang jelas tentang lafadz al-Ulama dalam Al-quran di atas adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan takut melalaikan perintah-Nya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah dalam rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat.

Mereka sangat berhati-hati dalam ucapan dan tindakan karena memiliki sifat wara’, khowasy dan ’arif. Sedangkan ilmu adalah cahaya yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia dewasa ini memang sudah tak terbendung lagi dari segala sektor kehidupan, terutama dalam segi ilmu pengetahuan yang kian maju dan berkembang.

Banyak manusia yang berilmu justru tidak mengamalkan ilmunya, bahkan cendrung untuk memperlihatkan contoh tauladan yang buruk bagi lingkungannya. Ngeles, memilah kata atau apapun namanya, kerap kali menjadi alasan yang diilmiyahkan, secara tidak langsung sepertinya ia ingin menyampaikan pesan, bahwa seorang yang ahli dalam ilmu pengetahuan adalah sama halnya dengan pawang.

Jika kita contohkan pawangnya ular, seekor ular ganas sekalipun tidak akan menggigit pawangnya. Miris memang melihat seorang ahli ilmu pengetahuan justru menjadi gerbong kesesatan dan tidak bisa menjadi contoh tauladan yang baik bagi ummat.

Adalah benar syair arab yang mengatakan ” Ilmu yang tak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah”.

Ahli ilmu bisa saja seperti  Setan yang terkutuk karena kesombongan. Berawal dari rasa puas, bangga terhadap diri sendiri sampai kepada kehilangan jati dirinya secara hakiki.

Sehingga ia merasa lebih super dari makhluk ciptaan Allah yaitu manusia. Kepiawaiannya dalam menggoda manusia kepada kesesatan adalah merupakan yang mutlak bagi mereka.

Keprofesionalan para setan dalam bekerja sudah tak perlu lagi diragukan, mulai dari kekonsistenan, pengorbanan sampai kepada strategi-strategi ampuh untuk melemahkan manusia.

Tingkat kecerdasannya yang tinggi justru mengantarkannya kepada jalan kesesatan yang abadi yaitu menjadi penghuni tetap di neraka yang telah dijanjikan oleh Allah pada hari kiamat nantinya.

Lazimnya ilmu pengetahuan adalah sebuah cahaya yang akan menerangi setiap jalan yang penuh dengan kegelapan. Dengan memiliki ilmu pengetahuan, maka seseorang akan lebih bermarwah atau memiliki martabat yang tinggi, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah SWT.

Bagaimana kita berharap kepada ahli imu yang tak pernah mengamalkan ilmunya. Jika kebanyakan ahli ilmu pengetahuan tidak mengamalkan ilmunya, maka peradaban ilmu pengetahuan akan semakin semu, bahkan akan menjadi wadah dalam pembodohan, karena karya tak lagi bernilai, sehingga masyarakat awam tidak lagi percaya dengan ahli ilmu.

Padahal nilai lebih dari ilmu adalah dengan mengamalkannya. Imam Ahmad pernah mengatakan, “Menuntut ilmu dan mengajarkannya lebih utama daripada berjihad dan amal sunnah lainnya.” 

Karena ilmu itu adalah asas dan pokok segala urusan, bahkan dia merupakan ibadah paling agung serta kewajiban kolektif (fardhu kifayah) yang paling ditekankan. Bahkan dengan ilmulah Islam dan kaum muslimin tetap hidup.

Perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern eperti industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat bermanfaat.

Tapi di sisi lain, tak jarang ilmu pengetahuan juga berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia, bahkan terkadang manusia sudah seperti setan yang benar-benar paham dengan ajaran agamanya.

Namun dalam pengamalan kosong, bahkan menjadi pelaku utama segala kemaksiatan. Semoga orang-orang yang saat ini diberi banyak ilmu bisa memanfaatkannya untuk kemaslahatan umat.

(Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM Kab. Tapanuli Selatan)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE