STABAT (Waspada.id): Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Langkat dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan Sungai Wampu meluap. Dampaknya, sejumlah desa di Kecamatan Wampu terendam banjir setelah tanggul Sungai Wampu di Desa Stabat Lama dilaporkan jebol, sejak Kamis (27/11/2025) sore.
Pantauan di lapangan, Jumat (28/11), jebolnya tanggul tersebut membuat air sungai mengalir deras ke permukiman warga. Bahkan, rumah Kepala Desa Stabat Lama menjadi salah satu yang terdampak paling parah hingga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sedikitnya ratusan rumah di Kecamatan Wampu terendam banjir akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Utara. Ketinggian air di beberapa titik dilaporkan mencapai lutut hingga pinggang orang dewasa.

Selain merendam rumah warga, banjir juga melumpuhkan akses jalan utama desa. Sejumlah ruas jalan tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga aktivitas warga lumpuh.
“Jalan gak bisa dilewati kereta (Sepedamotor), banjir dalam. Jalan di depan sana juga dalam sampai sepinggang,” ujar salah seorang warga.
Dalam kondisi darurat, sejumlah warga berinisiatif membuat rakit sederhana dari bahan seadanya untuk membantu mobilitas warga. Warga yang hendak melintas keluar masuk desa menggunakan rakit tersebut dikenakan sumbangan sukarela.
Sementara itu, warga yang terdampak banjir terpaksa mengungsi ke rumah-rumah kerabat dan warga yang tidak terdampak. Beberapa rumah warga juga difungsikan sebagai posko penampungan pengungsi sementara sambil menunggu bantuan lebih lanjut dari pemerintah dan pihak terkait.

Sementara itu, di wilayah desa sebelah barat yang berbatasan dengan Desa Gohor Lama, Kecamatan Wampu juga terendam banjir. Air terpantau meluas ke wilayah barat Desa Stabat Lama, tepatnya Dusun Sidorejo.
Sementara itu, warga yang sebelumnya belum terdampak kini mulai bersiaga. Sejumlah titik permukiman yang sebelumnya tidak pernah terendam banjir, saat ini mulai digenangi air, bahkan sebagian sudah memasuki rumah warga.
Salah seorang warga, Aas, mengaku terus bersiaga karena khawatir air semakin tinggi.
“Sekarang air sudah masuk ke teras rumah. Kami takut naik lagi sampai ke dalam rumah,” ujarnya.
Hingga saat ini, warga masih berharap adanya bantuan logistik dan penanganan tanggul jebol agar banjir tidak semakin meluas. (id09)












