DOHA (Waspada): Pelatih Lionel Scaloni menegaskan bahwa Argentina menolak untuk memilih calon musuh yang akan dihadapi pada final Piala Dunia 2022 Qatar, 18 Desember mendatang.
“Saya berusaha untuk tidak terlalu bersemangat, tetapi itu ternyata tidak mudah. Sebab saya berada di tempat yang diinginkan setiap orang Argentina,” ucap Scaloni lewat Tuttomercato, Rabu (14/12).
“Siapa (lawan) yang akan saya sukai di final? Saya tolak memilih tim mana yang akan menjadi musuh kami,” tambah pelatih berusia 44 tahun tersebut.
Argentina melaju mulus ke partai puncak Qatar 2022, Selasa (Rabu WIB), setelah menang meyakinkan 3-0 atas Kroasia dalam duel semifinal di Stadion Lusail, Doha.
Bomber belia Julian Alvarez membungkus dua gol ditambah satu gol lagi oleh kapten Lionel Messi melalui tendangan penalti. I Vatreni kesulitan untuk menciptakan peluang berbahaya kendati lebih mendominasi penguasaan bola.
La Albiceleste yang akan menghadapi pemenang semifinal Prancis versus Maroko, berarti sudah enam kali mencapai final World Cup dengan rincian pada 1930, 1978, 1986, 1990, 2014 dan 2022.
“Kami pantas mendapatkannya, kami memainkan pertandingan hebat. Kami berada di final, itulah yang kami inginkan dan sekarang kami perlu istirahat dan berharap untuk main hebat pada hari Minggu,” jelas Julian Alvarez.
“Saya senang secara pribadi dan secara tim, terutama dengan cara kami bermain. Kami layak ke final dan memang itulah yang kami inginkan,” beber bintang muda Manchester City berusia 22 tahun tersebut.
Peluang pertama dalam laga itu justru diciptakan Kroasia pada menit 16. Bek veteran Dejan Lovren memenangi duel udara dan menyundul bola hasil sepak pojok yang masih melenceng dari gawang kiper Emiliano Martinez.
Tim TAngo baru bisa mendapatkan peluang menit 25 lewat tendangan luar kotak penalti Enzo Fernandez. Namun percobaan itu masih terlalu mudah untuk diamankan kiper Dominik Livakovic.
La Albiceleste lantas memiliki kans besar untuk membuka keunggulan setelah mendapatkan hadiah penalti menit 34. Alvarez yang menerima umpan terobosan Rodrigo de Paul dari tengah lapangan, berhasil menyontek bola melewati Livakovic.
Namun Alvarez sempat bertabrakan dengan Livakovic sebelum bola dibuang oleh bek Kroasia. Wasit Daniel Orsato menilai tabrakan itu sebuah pelanggaran dan tidak ragu menunjuk titik putih.
Kapten Messi maju sebagai eksekutor dan bola tembakannya ke sudut kanan atas gawang Hrvatska tidak bisa dihentikan Livakovic yang melompat ke arah sama.
Gol itu membuat Messi menjadi pencetak gol terbanyak timnas Argentina di Piala Dunia dengan total 11 gol.
Argentina menambah keunggulan menit 39. Lewat serangan balik, Alvarez menggiring bola dari tengah lapangan menuju kotak penalti, sebelum menyarangkannya ke gawang Kroasia.
Scaloni membuat perubahan menit 62 dengan memasukkan bek Lisandro Martinez untuk mengganti gelandang bertahan Leandro Paredez. Perubahan itu cukup efektif dan membuat Kroasia semakin sulit untuk membongkar pertahanan Tango.
Justru Argentina menambah gol lagi menit 69. Aksi individu Messi menusuk ke kotak penalti dari sisi kanan dan melewati Gvardiol sebelum memberikan umpan tarik ke Alvarez yang dengan tenang memasukkan bola ke gawang Livakovic.
“Julian bermain sangat baik. Bukan hanya karena golnya tapi juga karena dia bekerja sangat keras untuk membantu melawan tiga gelandang mereka,” sanjung Scaloni.
“Di usianya yang masih muda, wajar jika dia ingin menaklukkan dunia. Dia adalah anak laki-laki yang akan melakukan apapun yang kamu katakan padanya,” klaim mantan gelandang Atalanta dan Lazio itu. (m08/ttm/fifa)
