JAKARTA (Waspada.id):Festival Film Wartawan (FFW) 2025 resmi menuntaskan tahap penjurian awal. Setelah melalui proses kurasi ketat selama lebih dari tiga bulan, sebanyak 21 wartawan film yang menjadi juri awal telah merampungkan penilaian terhadap sekitar 170 film yang tayang di bioskop dan platform OTT sepanjang Oktober 2024 hingga Oktober 2025.
Dari hasil seleksi tersebut, para juri menetapkan sejumlah nominasi terbaik di tiga genre utama, yakni horor, drama, dan komedi. Daftar nominasi itu kini telah diserahkan kepada Dewan Juri Akhir untuk menentukan pemenang di ajang apresiasi tahunan yang digagas para pewarta film Indonesia ini.
Deputi I Penjurian dan Litbang FFW 2025, Irish Riswoyo, mengatakan bahwa proses seleksi tahun ini berlangsung jauh lebih kompetitif dibanding tahun sebelumnya.
“Jumlah film yang masuk meningkat signifikan dan kualitasnya juga lebih beragam. Para juri awal bekerja keras menilai film dari sisi teknis, pesan moral, hingga keindahan sinematiknya,” ujar Irish di sela Rapat Akhir Juri Awal FFW 2025 yang digelar di JTown, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Rapat akhir yang didukung oleh JTown dan LPK Modern Connecting College ini menjadi forum penentuan terakhir di tingkat juri awal. Para koordinator genre mempresentasikan hasil penilaian mereka—yang disebut berlangsung alot hingga menit-menit terakhir—untuk menentukan film terbaik di masing-masing kategori.
Dalam proses seleksi, para juri menilai setiap karya berdasarkan kekuatan penyutradaraan, kedalaman cerita, kualitas akting, sinematografi, serta keberanian film dalam mengangkat isu sosial dan kemasyarakatan.
Genre horor menjadi salah satu kategori paling kompetitif tahun ini. Menurut salah satu juri, Ismail, film horor Indonesia kini tak lagi sekadar mengejar efek kejut dan rasa takut.
“Banyak film yang menawarkan narasi filosofis, kritik sosial, dan keberanian bereksperimen. Ini menunjukkan kematangan baru dalam sinema horor kita,” ungkapnya.
Sementara itu, genre drama dinilai menonjol melalui kisah-kisah yang menyentuh tema perempuan, keluarga, serta realitas sosial yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, kategori komedi menghadirkan kejutan lewat film-film yang memadukan humor dengan kritik sosial secara cerdas.
“Komedi Indonesia kini berkembang menjadi medium refleksi sosial yang tajam, bukan sekadar hiburan ringan,” ujar Thomas Manggala, Ketua Juri Awal FFW 2025 sekaligus juri genre komedi.
Usai tahap penjurian awal, hasil kurasi diserahkan kepada Dewan Juri Akhir yang beranggotakan lima tokoh perfilman dan jurnalisme: sutradara Adisurya Abdy, wartawan senior Firman Bintang, sineas Lola Amaria, wartawan sekaligus sutradara Akhlis Suryapati, dan akademisi Nurman Hakim.
Adisurya menegaskan bahwa independensi dan integritas menjadi prinsip utama dalam proses penjurian.
“FFW adalah festival apresiasi yang lahir dari kepedulian wartawan terhadap kualitas film nasional dan kondisi sosial masyarakat,” ujarnya.
FFW 2025 sendiri hadir bukan hanya sebagai ajang penghargaan, tetapi juga sebagai ruang refleksi atas perjalanan sinema Indonesia.
“FFW memberi warna berbeda dalam ekosistem perfilman. Melalui kritik dan apresiasi wartawan, publik bisa melihat bagaimana film Indonesia tumbuh bersama masyarakatnya,” tutur Irish menambahkan.
Malam puncak Anugerah FFW 2025 dijadwalkan berlangsung pada November mendatang, di mana para juri akhir akan mengumumkan film-film terbaik dari tiga genre utama tersebut.
Dengan rampungnya tahap penjurian awal, perhatian kini tertuju pada satu pertanyaan besar: film mana yang akan menjadi jawara sinema Indonesia tahun ini.