JAKARTA (Waspada.id) : Pemerintah Indonesia mulai mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Iran seiring meningkatnya eskalasi konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Evakuasi dilakukan melalui jalur darat dengan pengawasan langsung dari tim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran. Sejumlah WNI telah dikumpulkan dan menginap di safe house milik KBRI sejak Kamis (19/6) malam.
“Proses evakuasi saat ini sedang berjalan via jalan darat,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI), Judha Nugraha, Jumat (20/6).
“Para WNI berkumpul dan menginap semalam di safe house KBRI Teheran. Mohon doanya agar lancar dan aman,” imbuhnya.
Langkah evakuasi ini merupakan respons atas meningkatnya kekerasan yang kini menyasar tidak hanya target militer, tetapi juga target sipil.
Presiden RI Prabowo Subianto melalui Menteri Luar Negeri Sugiono telah memerintahkan peningkatan level kesiagaan di KBRI Teheran, dari level siaga 2 menjadi siaga 1.
“Dari perkembangan dua hari ini di mana intensitas semakin meningkat, yang disasar juga bukan saja target-target militer tapi juga target-target sipil, maka saya memutuskan meningkatkan level kesiagaan,” ujar Sugiono dalam kunjungan kerjanya di Rusia, Kamis (19/6).
Pemerintah juga telah menjalin komunikasi dengan sejumlah negara tetangga Iran untuk memastikan kelancaran proses evakuasi lintas batas.
“Kami mohon supaya pada saat evakuasi nanti, WNI kita diberikan kemudahan melewati perbatasannya karena situasi juga semakin tidak menguntungkan,” jelas Sugiono.
Data KBRI mencatat sebanyak 386 WNI saat ini berada di Iran, mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa yang menetap di Kota Qom.
Konflik antara Iran dan Israel yang pecah sejak 13 Juni telah menelan banyak korban jiwa.
Organisasi Human Rights Activists yang berbasis di Washington melaporkan 639 orang tewas dan 1.329 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di wilayah Iran.
Pemerintah Iran terakhir kali merilis data korban pada 16 Juni, menyebutkan 224 korban tewas dan 1.277 luka-luka.
Di tengah situasi yang semakin genting, pemerintah Indonesia berharap ketegangan dapat segera mereda dan keselamatan seluruh WNI tetap terjamin.
“Kami berharap juga ketegangan ini bisa segera selesai,” tutup Sugiono.(cnn)