SHANGHAI (Waspada.id): Memanfaatkan kemajuan Artificial Intelligence (AI), media terkenal di Shanghai, The Paper menutup media cetaknya sejak tahun 2017 dan beralih ke media online terbesar dengan jumlah pembaca perhari 113 juta dan 5 ribuan berita.
Dalam kunjungan jurnalis dari Kota Medan yang merupakan undangan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Medan, ke kantor The Paper di Shanghai, Jumat (1/8), Dewan Redaksi The Paper, Wu Ting mengatakan, dalam memproduksi informasi mereka memanfaatkan teknologi AI seperti untuk membacakan berita.
“Saat membacakan berita itu kita sudah menggunakan AI kendati wajah dalam video itu bagian dari presenter kami,” katanya.
Selain itu, kata dia, mereka juga melakukan live di media sosial selama 24 jam. Adapun, materi video live di media sosial diambil dari beberapa titik di Kota Shanghai dan sejumlah kota besar lainnya di Tiongkok.
“Live 24 jam di media sosial ini untuk pemandangan Tiongkok maupun peristiwa penting yang terjadi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, mereka juga mempunyai ruang studio untuk memproduksi berita video dan jurnalis yang membacakan berita secara berkelanjutan. Bahkan, mereka memanfaatkan AI dalam produksi pembacaan berita.
“Yang bacakan berita pagi biasanya memakai AI. Dalam ruang studio kami rutin membuat podcast untuk membahas dialog perihal ekonomi dan mengundang orang,” katanya.
Ia menyampaikan, AI juga dipakai untuk melakukan cek fakta terhadap berita bohong alias hoaks yang beredar di media sosial. Setelah menemukan berita bohong mereka kemudian membuat berita penjelasan yang sesuai dengan fakta.
“The Paper media paling cepat ke multimedia dibandingkan media yang lain. Kita juga peringkat atas dalam jumlah download media yakni hingga ratusan juta download. Kita punya ciri khas sendiri dalam memproduksi berita yakni berita original hasil peliputan jurnalis dan semua isi berita dapat diterima kalangan pemerintah, masyarakat, mahasiswa dan lainnya. Pemberitaan kita netral dan benar serta tidak kontra dengan pemerintah,” tuturnya. (id17)
