JAKARTA (Waspada.id): Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI berharap pembentukan Forum Senat Asia Tenggara (FSAT) atau Southeast Asia Senates Forum dapat membangun kolaborasi dengan daerah-daerah di Indonesia.
Gagasan ini lahir dari kesadaran akan dinamika zaman dan tantangan kebangsaan yang dihadapi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Wakil Ketua BKSP DPD RI Mirah Midadan Fahmid meyakini para senator di Asia Tenggara memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk berperan aktif dalam mengembangkan kawasan yang maju, sejahtera, serta demokratis. Forum ini juga diharapkan menjadi ruang dialog, jejaring kerja sama, serta wadah pertukaran pengetahuan mengenai sistem bikameral yang responsif terhadap tantangan dan kebutuhan masyarakat.
“Kawasan Asia Tenggara bukan hanya pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga rumah bagi keragaman budaya, sistem politik, dan aspirasi rakyat yang semakin menuntut partisipasi yang bermakna. Forum ini kami pandang sebagai ruang hidup untuk membangun jejaring antar senator, memperkuat dialog, serta mendorong pertukaran gagasan dan pengalaman,” ujar Mirah saat pertemuan dengan Kedutaan Besar Kamboja, Filipina, Malaysia, dan Thailand di Gedung DPD RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Senator dari Nusa Tenggara Barat itu menjelaskan gagasan pembentukan FSAT telah dibahas di internal BKSP sejak 2022, dengan tujuan menghadirkan sebuah platform bersama lembaga senat dan majelis tinggi di Asia Tenggara maupun Asia.
Sejak 2022 hingga 2024, delegasi BKSP DPD RI juga telah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara, antara lain Thailand, Filipina, Kamboja, dan Malaysia, untuk menyampaikan gagasan ini sekaligus menjajaki dukungan.
“BKSP DPD RI menekankan bahwa forum ini bukan semata inisiatif satu negara, melainkan upaya kolektif yang harus diwujudkan bersama. Terpenting bukan siapa yang memulai, melainkan bagaimana forum ini dapat diwujudkan dan dikembangkan bersama oleh para senator di kawasan,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI dari daerah pemilihan i Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Nuh menjelaskan sebelumnya sudah ada forum Asian Parliamentary Assembly (APA) yang diikuti DPR RI. Namun, forum FSAT berbeda karena memfokuskan pada negara-negara bikameral (dua kamar).
“Forum ini melihat dari sisi negara bikameral, para senator di sini bisa saling memberikan masukan,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, perwakilan dari keempat negara sahabat menyambut baik dan mendukung gagasan pembentukan FSAT. Forum ini dinilai akan meningkatkan hubungan baik di berbagai sektor seperti perekonomian, parlemen, budaya, politik, serta perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. (rel/id10)