SAO PAULO (Waspada.id): Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) memperkuat kolaborasi ekosistem halal global melalui partisipasi aktif pada forum Indonesia–Latin America and the Caribbean Business Forum (INA-LAC) 2025 yang digelar di Sao Paulo, Brasil, 22–23 September 2025.
Dalam forum internasional tersebut, Deputi Bidang Kemitraan dan Standardisasi Halal BPJPH, Abd Syakur, memaparkan kebijakan, regulasi, dan perkembangan implementasi sertifikasi halal di Indonesia. Ia menegaskan bahwa Indonesia telah bertransformasi dari sistem sertifikasi halal yang bersifat sukarela menjadi wajib, sebagaimana diatur dalam UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal serta PP No. 42 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal.
“Halal bukan hanya isu keagamaan, tetapi juga berkaitan erat dengan kualitas, higienitas, keamanan, dan daya saing produk di pasar global,” tegas Syakur dalam forum tersebut, Selasa (23/9).
Ia menambahkan, kolaborasi halal global diharapkan dapat memperkuat ekosistem kerja sama industri dan perdagangan produk halal sesuai regulasi dan standar, sekaligus memberi keuntungan bersama bagi negara-negara mitra.
Selain sesi paparan, BPJPH juga menggelar business matching dengan sejumlah perusahaan Amerika Latin dan Karibia yang menunjukkan minat besar terhadap sertifikasi halal. Pertemuan tersebut menjadi sarana strategis untuk menjembatani kebutuhan pelaku usaha internasional dengan layanan sertifikasi halal Indonesia yang dinilai terpercaya dan kompetitif di tingkat global.
Data BPJPH mencatat, hingga September 2025 terdapat 94 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN) dari 37 negara yang telah bekerja sama dengan BPJPH, termasuk tiga LHLN dari Brasil. Lebih dari 118 ribu produk bersertifikat halal luar negeri juga sudah terdaftar di Indonesia.
Partisipasi dalam INA-LAC 2025 ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem halal global serta membuka peluang kerja sama lebih luas dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia.