Scroll Untuk Membaca

InternasionalNusantara

Jemaah Haji Ramai-ramai Belanja ‘Buah Tangan’ Di Pasar Kaget

Jemaah Haji Ramai-ramai Belanja ‘Buah Tangan’ Di Pasar Kaget
SEJUMLAH jemaah haji Indonesia berbelanja di Pasar Kaget, Makkah.Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

MAKKAH (Waspada): Ini kebiasaan yang tak bisa hilang dari tanah air. Jemaah haji Indonesia suka belanja ke pasar pada pagi hari. Di Makkah, hobi itu tersalurkan dengan menjamurnya pasar kaget di sekitar hotel jamaah haji Indonesia.

Jalanan Kota Makkah sudah mulai padat sejak beberapa hari belakangan. Terowongan-terowongan di jalan raya pun sering tampak macet. Bus-bus yang mengangkut jemaah haji lalu lalang setiap saat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kesibukan tak cuma terasa di jalan raya. Di sekitar hotel-hotel jamaah haji Indonesia pun demikian. Terutama saat pagi hari. Mereka memanfaatkan waktu untuk jalan santai menikmati suasana pagi Kota Makkah.

Atau sekadar nongkrong di beranda hotel. Yang menarik, di jalan-jalan kecil hotel itu, sudah mulai menjamur para pedagang. Ada yang menggelar tikar, pakai bak mobil, hingga gerobak.

Salah satunya terlihat di jalanan sekitar Kantor Daker Makkah dan hotel-hotel jemaah kawasan Syisyah sektor 2. Para pedagang itu memenuhi jalan beraspal tersebut dengan lapak mereka sejak selepas waktu Subuh.

Jalanan yang lebarnya hanya cukup dengan dua bodi mobil itu pun menjelma pasar kaget. Ada yang jual kacang-kacangan, pernik-pernik perhiasan, gamis, sajadah, serban, tasbih, parfum, hingga jajanan pasar ala Indonesia.

Tentu saja, emak-emak paling heboh dengan keberadaannya. Mereka seolah tak peduli dengan kesenjangan bahasa.

Apalagi, meskipun semua pedagang itu berbahasa Arab, mereka punya strategi marketing yang ciamik. Yakni dengan meneriakkan nama Presiden ke-7 RI: Jokowi. Tentu untuk mengundang perhatian jamaah haji Indonesia yang menjadi calon konsumen mereka.

“Ayo, ayo, ayo. Jokowi, Jokowi, Jokowi,” teriak salah seorang pedagang kacang. Lelaki bergamis putih dan berkumis tebal itu terus berteriak sembari sibuk melayani emak-emak yang mengelilingi lapak di mobilnya.

Nama Jokowi itu dimaknai mereka sebagai mata uang rupiah. Ya, selain pakai riyal, pembeli tetap bisa menggunakan rupiah.

Misalnya, 1 kilogram kacang Arab dipatok 50 riyal. Maka, untuk memudahkan konversi ke rupiah, penjual itu menyebut begini: “Dua ratus ribu Jokowi satu kilo,” katanya.

Rumus itu berlaku di semua lapak. Pembeli pun langsung paham. Tetapi, ada juga yang protes. “Jokowi sudah habis. Sekarang Prabowo. Prabowo, Prabowo, bukan Jokowi, ya,” cletuk Inem kepada penjual kacang itu lantas disambut tawa oleh jemaah yang lain.

Jemaah haji asal Ambon itu pun girang setelah pedagang kacang mengganti “Jokowi” dengan “Prabowo”. Bahkan, beberapa pedagang di sebelahnya juga mulai ikut-ikutan meneriakkan “Prabowo”.

Sontak tawa mereka makin pecah. Ya, perbedaan bahasa seolah tak menjadi sekat lagi bagi mereka. Semuana bergembira.

Inem tak cuma membeli kacang. Dia juga belanja banyak makanan dan keperluan ibadah. Ada cokelat Dubai, sajadah, hingga serban. “Kacang buat camilan di hotel, yang lainnya buat oleh-oleh cucu dan saudara nanti,” ujar perempuan 64 tahun tersebut.

Jadwal kepulangan jemaah di sektor itu rata-rata masih lama. Mereka baru tiba 10 hari lalu. Tetapi, sudah begitu bergairah belanja untuk oleh-oleh.

Begitu pula dengan Aminah, jemaah asal Makassar, Sulawesi Selatan. Dia membeli sejumlah sajadah. “Bayarnya pakai rial dan ‘Peabowo’,” terangnya.

Nurlin, dari daerah yang sama, pun demikian. Dia membeli macam pakaian beribadah dan makanan untuk oleh-oleh. Total menghabiskan lebih Rp 1 juta. “Ada mukenah sama gamis-gamis. Ini penyakit ibu-ibu. Kalap,” terangnya lantas tersipu. (m33)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE