JEDDAH (Waspada): Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi, yang tahun ini tergabung dalam rombongan Amirul Hajj, menyatakan komitmennya untuk memastikan bahwa layanan ibadah haji lebih ramah terhadap jemaah perempuan.
Hal ini disampaikannya sesaat setelah tiba di Tanah Suci bersama delegasi Amirul Hajj yang dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
“Sebagaimana disampaikan oleh Pak Menteri Agama, saya akan lebih fokus pada layanan terhadap jemaah haji perempuan. Apalagi tahun ini, data menyebutkan bahwa jumlah jemaah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki,” ujarnya usai rapat perdana Amirul Hajj dengan jajaran Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Jeddah, Jumat (30/5).
Arifah menekankan bahwa kebutuhan jemaah perempuan memiliki karakteristik tersendiri yang perlu mendapat perhatian khusus dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Salah satu hal yang paling sering dikeluhkan adalah keterbatasan jumlah fasilitas sanitasi yang memadai.
“Durasi waktu yang dibutuhkan perempuan untuk menggunakan toilet lebih lama daripada laki-laki. Maka idealnya, jumlah toilet untuk jemaah perempuan diperbanyak. Ini masalah mendasar tapi berdampak besar terhadap kenyamanan mereka,” jelasnya.
Selain itu, ia menyoroti minimnya jumlah pembimbing ibadah khusus Perempuan “Kami melihat jumlah pembimbing ibadah untuk jemaah perempuan masih belum maksimal. Ke depan, perlu ada penyesuaian agar mereka bisa mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dan nyaman, terutama dalam hal yang berkaitan dengan kondisi spesifik perempuan,” katanya.
Haji yang Ramah Perempuan
Arifah juga menyuarakan pentingnya pendekatan fikih perempuan dalam pelaksanaan ibadah haji. Ia mencontohkan kebutuhan pendampingan khusus bagi perempuan yang sedang mengalami haid selama masa haji.
“Kesehatan reproduksi perempuan, seperti saat haid, perlu mendapat perhatian. Selain pendekatan medis, jemaah perempuan juga butuh pendampingan fikih yang tepat agar tetap tenang dan tidak bingung menjalankan ibadahnya,” tegasnya.
Ia berharap kehadirannya dalam tim Amirul Hajj dapat memberikan masukan yang konkret dalam evaluasi penyelenggaraan haji, khususnya dari perspektif perempuan.
“Mungkin tidak ada layanan yang sempurna, tapi dari catatan-catatan yang kami kumpulkan, kami ingin membangun sistem layanan yang terasa lebih baik dan inklusif bagi jemaah perempuan,” pungkasnya.
Turut hadir Menteri Agama yang juga Amirul Hajj Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama sekaligus Naib Amirul Hajj Romo Syafii, Dubes RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz, Dirjen Penyelenggaraan Haji Dan Umrah (PHU) Hilman Latief serta Sestama Badan Penyelenggara Haji Teguh Dwi Nugroho. (m33)