JAKARTA (Waspada): Perang meletus antara Thailand dan Kamboja di kawasan Segitiga Zamrud, Kamis (24/7), mengakibatkan sembilan warga sipil Thailand tewas.
Kedua negara saling serang menggunakan jet tempur, artileri, drone, dan roket. Bentrokan terjadi di dekat dua kompleks candi perbatasan, antara Provinsi Surin (Thailand) dan Oddar Meanchey (Kamboja).
“Dua target militer di wilayah Kamboja telah dihantam,” ujar Wakil Juru Bicara Militer Thailand, Kolonel Ritcha Suksuwanon, terkait serangan udara Thailand menggunakan enam jet tempur F-16. Serangan artileri Kamboja menewaskan satu warga sipil dan melukai tiga lainnya di wilayah Thailand.
Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya bentrokan. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menuduh Thailand melanggar kedaulatan wilayah Kamboja.
Militer Thailand menyatakan Kamboja yang memulai serangan setelah pasukannya melihat drone dan tentara Kamboja mendekati pos Thailand. “Kami tidak punya pilihan selain mempertahankan kedaulatan wilayah kami,” kata Socheata.
Hubungan diplomatik kedua negara telah memburuk sebelumnya setelah Thailand mengusir Duta Besar Kamboja dan menarik pulang diplomatnya dari Phnom Penh menyusul insiden ranjau darat yang melukai lima tentara Thailand. Kamboja merespon dengan menurunkan hubungan diplomatik ke level terendah.
Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan situasi harus ditangani dengan hati-hati dan sesuai hukum internasional. “Kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kedaulatan negara,” katanya.
Kedutaan Besar Thailand di Kamboja telah mengimbau warganya untuk meninggalkan Kamboja.
Laporan Bangkok Post menyebutkan sembilan warga sipil Thailand tewas dalam dua insiden terpisah akibat serangan Kamboja di Provinsi Surin dan Si Sa Ket.(cnni)