JEDDAH (Waspada): Surat keberatan Indonesia atas membeludaknya tenaga penjual (sales) kartu perdana di Terminal Haji Bandara Internasional King Abdul Azis (KAA) Jeddah manjur. Mulai Sabtu (25/6), puluhan sales yang biasanya mengerubungi jamaah tak tampak lagi.
Bahkan tidak ada lagi polisi yang berjaga khusus di paviliun tempat transit jamaah. Ini membuat jamaah Indonesia yang baru tiba di Arab Saudi bisa leluasa dan fokus untuk persiapan bergerak ke Mekkah. Tak hanya bagi jamaah, lenyapnya para sales kartu ponsel ini juga mendapat sambutan positif dari petugas haji.
Kepala Sektor 2 Daker Bandara, Artanto mengatakan, pelayanan kepada jamaah lebih maksimal ketika tidak ada sales yang selalu mengerubungi jamaah satu per satu.
“Enak sekali karena petugas bisa mudah memandu dan mengarahkan. Selain itu tidak membuat jamaah berlama-lama di bandara,” ujar Artanto di sela menyambut kedatangan jamaah dari kloter 2 Embarkasi Palembang (PLM), Minggu (26/6) siang.
Artanto menilai, sudah sepantasnya Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi merespons cepat masukan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Sebab kehadiran sales yang jumlahnya mencapai sekitar 70 orang itu sudah sangat mengganggu. Apalagi, banyak jamaah yang merasa risih karena beberapa sales nekad membuka tas jamaah demi mendapatkan data nomor paspor atau visa guna pemberian kartu perdana gratis itu.
“Respons ini juga bagian komitmen besar Saudi yang menginginkan jamaah haji tidak berlama-lama ketika transit di Bandara Jeddah,” terangnya.
Artanto menduga, cepatnya respons Saudi ini juga adanya protes yang dilayangkan oleh negara lain. Sebab, pada gelombang kedua ini, jamaah haji sebagian besar masuk Mekkah lewat Bandara Jeddah. Surat keberatan Indonesia atas banyaknya sales kartu ponsel ini telah dilayangkan oleh Kepala Kantor Urusan Haji (KUH Indonesia Nasrullah Jasam, Selasa (21/6).
“Alhamdulillah kita bisa menjadi lebih mudah bertugas, seperti mengarahkan jamaah berwudlu, salat sunat ihram dan berniat umrah. Waktu jamaah di bandara juga sesuai target kita, yakni satu hingga dua jam saja,” jelas Artanto. (h01)