MEDAN(Waspada.id): Forum Masyarakat Sipil Sumatera Utara(FORMASSU) memberi tanggapan terkait banjir yang meluas di Sumatera Utara, semestinya bisa disikapi dan memberikan rasa aman pada masyarakat, jika pejabat di Sumut cepat tanggap dan menyusun strategi menghadapinya.
Sebab, potensi bencana banjir diakibatkan hujan lebat telah diprediksi oleh Badan Meteorologi Kalimatologi dan Geofisika(BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini.
“Kemana para pejabat Sumut ini saat BMKG menyampaikan peringatan terkait cuaca ekstrim. Sehingga saat curah hujan tinggi hingga bencana banjir masyarakat terjebak dan jadi korban,”kata Ketua Umum FORMASSU,Ariffani SH.MH dan Sekum Rafdinal MAP pada Kamis(26/11) menyikapi kondisi banjir di Sumut.
Arifani SH.MH, menyampaikan
potensi banjir terjadi setiap tahun. Bahkan peringatan oleh BMKG telah disiarkan melalui pemberitaan dan mengingatkan perihal angin atau badai yang akan muncul.
“Peringatan BMKG itu harusnya disikapi oleh pejabat pemerintah di Sumut ini. Mereka rapat dan mengambil inisiatif apa yang akan dilakukan. Sehingga rakyat bisa diingatkan untuk tidak berada pada posisi yang dinilai berbahaya seperti kawasan yang sudah disebutkan oleh BMKG,”kata Ariffani.
Dia mencontohkan, jika BMKG sudah memberi peringatan, gubernur, wali kota, bupati, camat, kepala desa, lurah para anggota dewan sudah bisa menetapkan dimana kawasan yang disediakan jika banjir. Apa yang disiapkan di tempat itu. Siapa yang bertugas membawa masyarakat jika bencana banjir atau longsor, siapa yang akan membersihkan rumah warga terdampak banjir. Alat apa digunakan untuk mengurangi debit air dan lainnya.
“Inikan pejabat datang saat sudah bencana. Akhirnya tidak bisa tiba di lokasi. Warga yang terjebak banjir dan longsor memviralkan diri minta bantuan. Harusnya tidak begitu jika ada perencanaan dan tindakan lebih awal. Bahkan bisa kita prediksi tidak ada warga di rumahnya lagi saat banjir melanda,”tukas Ariffani.
Mengapa begitu? Lanjut Ketua Lembaga Anti Narkoba Kota Medan ini, bahwa BMKG telah mengeluarkan peringatan
BMKG Sumut mengeluarkan imbauan soal potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, hingga angin kencang di sejumlah daerah di Sumut. Potensi cuaca ekstrem itu berlangsung pada 22-27 November 2025.
“Kan disebutkan cuaca ekstrem pada 22-27 November. Banjir bandang terjadi 25 November. Jika pada 22 November itu pejabat di Sumut ini mengambil langkah cepat,tentu saja warga bisa mengatur siasat diri. Apakah tidak bepergian, ataupun tidak terlalu banyak aktivitas di luar rumah. Nah, jika pemerintah menyiapkan tempat untuk pengungsian untuk terdampak banjir dan logistik. Sehingga tidak ada alasan pejabat terlambat hadir karena jalan putus dan alasan lain. Sebab sudah ada yang menangani di daerah terdampak tersebut,pungkas Arrifani.
Sampai pagi minta bantuan
Hingga Jumat(27/11) warga terdampak banjir masih meminta bantuan lewat pesan yang dikirim kepada wartawan. Semisal waga di Jalan Mangaan No 8 Masjid Nurul Ikhsan Medan Deli.” Tolong bantuan mereka kelaparan sejak tadi malam mengungsi,”pesannya.
Ada juga di daerah Jalan Karya GG. Kartini, yang paling urgen butuh bantuan makanan. “Krn dari siang semalam pengungsi belum makan .Tempat ada 3 titik di gang yang sama tempat pengungsi..Rumah no. 11A
TPA Muslimin Masjid Muslimin,”pesannya.(id18)










