KABANJAHE (Waspada): Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), salah seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara menghadirkan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dengan menggunakan metode gamifikasi dalam pembelajarannya.
Dia adalah Muri Rasika, guru kelas 5 SD Negeri 044826 Samura, Kabanjahe yang mempraktekkan pembelajaran gamifikasi dengan model ‘Treasure Hunt’ pada mata pelajaran matematika dalam materi pengenalan bilangan cacah.
Dengan metode pembelajaran gamifikasi yang berbasis lingkungan sekolah, Muri Rasika memberikan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, namun juga di luar kelas dengan memanfaatkan halaman sekolah. Hal ini tentunya memberikan suasana belajar yang berbeda dan membuat peserta didik merasa senang belajar sambil bermain.
“Biasanya pelajaran matematika ini kan memang pelajaran yang ditakuti anak-anak murid, selain itu anak-anak juga bosan bila disuruh menghafal. Jadi dengan model pembelajaran seperti ini, anak-anak menjadi senang untuk belajar,” ujarnya.
Muri Rasika mengaku, metode pembelajaran gamifikasi ini ia lakukan setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Tim Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation yang terdiri dari Sri Henni Br Saragih, M.Pd. (Kepala SMP Negeri 3 Berastagi), Viadya Stella Tololiu, S.Pd., M.Th. (Kepala SD Swasta Filadelfia School), Dra. Julia Damaris Bukit, M. Pd. (Kepala SMP Negeri 3 Kabanjahe), dan Erniati Br Tarigan, S. Pd. (Kepala SD Negeri 043935 Simpang Katepul).
Dalam memberikan pelajaran dengan metode gamifikasi model ‘Treasure Hunt’, Muri Rasika telah mempersiapkan berbagai media pendukung pembelajaran, di antaranya, lembar tugas siswa, laptop, proyektor untuk memberikan penjelasan teori pembelajaran di dalam kelas. Kemudian papan penilaian, bendera kertas, dan misteri box berisi soal yang digunakan di luar kelas.

Pelajaran diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan berdoa sebelum memulai pelajaran. Kemudian Muri memberikan pengenalan awal tentang bilangan cacah lewat video menggunakan proyektor. Selanjutnya penyampaian tata cara permainan ‘Treasure Hunt’ yaitu memburu harta karun di sekitar lingkungan sekolah, yakni mister box yang berisi soal-soal.
Selanjutnya, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok dituntut bekerjasama mencari misteri box yang berisi soal-soal. Siswa bekerjasama menjawab setiap soal yang ditemukan di dalam misteri box. Setiap kelompok yang menyelesaikan soal dengan benar akan mendapatkan bendera yang akan dikumpulkan di papan nilai. Bagi kelompok yang berhasil mengumpulkan bendera mendapatkan hadiah.
Dengan pembelajaran gamifikasi tersebut, para siswa mengaku sangat senang dan asyik mengerjakan setiap soal-soal pelajaran matematika yang diberikan guru kelas. “Belajarnya asyik dan menyenangkan, bisa mengerjakan soal-soal bersama-sama. Enak belajar sambil bermain,” ujar salah seorang siswa.

Salah seorang Tim Fasda Tanoto Foundation, Dra. Julia Damaris Bukit, M. Pd menyebutkan, model pembelajaran yang dilakukan tersebut berkaitan dengan upaya penguatan literasi dan numerasi peserta didik dengan berbagai metode pembelajaran. Seperti metode pembelajaran gamifikasi berbasis lingkungan yang telah dilakukan guru kelas di SD Negeri 044826 Samura, Kabanjahe dengan model “Treasure Hunt” atau memburu harta karun.
“Dalam memburu harta karun itu, peserta didik dilatih berhitung. Tidak hanya mengajarkan murid menghitung, tetapi juga melatih kerjasama tim agar lebih mampu untuk berkolaborasi, meningkatkan pengetahuannya dengan teman-temannya, serta menghadirkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan,” ujarnya.
Kepala SD Negeri 044826 Samura, Senterlea br Barus, SPd.SD juga menyambut baik dan sangat mendukung pembelajaran yang aktif dan kreatif dari para guru.
“Saya sangat mendukung program pembelajaran dari Tanoto Foundation ini. Karena itu demi kemajuan pendidikan di sekolah ini. Anak-anak pun merasa senang dengan model pembelajaran yang disisipkan permainan di dalamnya. Harapan saya ke depan semua guru-guru kelas bisa menerapkan sistem pembelajaran yang kreatif seperti ini,” ujarnya. (m31)











