Scroll Untuk Membaca

HiburanLainnya

Musisi Punk Medan Luncurkan Album Dan Film Dokumenter Lawan Penggusuran

Musisi Punk Medan Luncurkan Album Dan Film Dokumenter Lawan Penggusuran
Jovan Siahaan, vokalis punk asal Medan. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Jovan Siahaan, vokalis punk asal Medan, telah meluncurkan proyek baru yang menarik yang bertujuan untuk menyoroti penderitaan masyarakat yang terkena dampak penggusuran paksa di seluruh Indonesia. Album dan film dokumenternya, keduanya berjudul Lawan Penggusuran, berupaya untuk menyuarakan mereka yang tergusur oleh proyek pembangunan dan perluasan ekonomi.

Siaran pers yang diterima Waspada di Medan, Minggu (8/6) menyebutkan, album yang diproduksi di bawah label independen Jovan, Mata Merah Records, menampilkan sepuluh band punk lokal yang menyumbangkan lagu-lagu asli yang berpusat pada tema penggusuran.

Dalam sebuah langkah yang disengaja untuk melawan komersialisasi, hanya 75 kaset yang telah diproduksi, dengan seluruh proses didanai sendiri oleh para artis yang terlibat.

Peluncuran resmi dijadwalkan pada 20 Juni 2025, disertai dengan pertunjukan langsung dan diskusi panel yang membahas ketidakadilan sosial yang terkait dengan penggusuran.

Jovan menjelaskan bahwa musik punk secara tradisional berdiri dalam solidaritas dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk petani dan masyarakat adat yang menentang perampasan tanah di daerah-daerah seperti Kulon Progo, Kendeng, Wadas, dan Barrabaraya. Namun, ia mencatat kurangnya karya musik yang secara langsung berhubungan dengan krisis penggusuran. “Album ini adalah respons kami — suara kolektif bagi mereka yang dipaksa meninggalkan rumah mereka,” katanya.

Melengkapi album ini adalah film dokumenter, Medan Punk Lawan Penggusuran, yang diproduksi secara pro bono oleh seorang lulusan Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Film ini menangkap proses kreatif di balik album, diskusi komunitas, dan pertunjukan langsung, yang berfungsi sebagai arsip dan ajakan untuk bertindak.

Jovan menekankan bahwa proyek ini melampaui ekspresi artistik, mewujudkan gerakan sosial yang berakar pada etos perlawanan punk. “Punk bukan hanya musik; itu adalah gerakan yang berdiri bersama yang tertindas,” tegasnya.

Ketika Indonesia terus bergulat dengan konsekuensi pembangunan yang cepat dan konflik lahan, inisiatif seperti yang dilakukan Jovan menawarkan platform penting untuk meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan solidaritas di antara mereka yang terkena dampak. (cpb/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE