Scroll Untuk Membaca

KeluargaKesehatanLainnya

Pemberdayaan Remaja Sebagai Duta Cegah Stunting Dalam Upaya Mengurangi Stunting Di Mandailing Natal

Pemberdayaan Remaja Sebagai Duta Cegah Stunting  Dalam Upaya Mengurangi Stunting Di Mandailing Natal
Kecil Besar
14px

Oleh: Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS, Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNS, Lufthiani, S.Kep., Ns., M.Kes, Dr. Evi Karota, S.Kp., MNS dan Dr. Mhd. Ridha Haykal Amal, S.H., M.H., S.Sos., M.Si.

Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu wilayah dengan beban stunting yang cukup tinggi di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini mencerminkan perlunya intervensi yang lebih

intensif dan pendekatan menyeluruh untuk mencegah serta menurunkan angka stunting. Faktorfaktor seperti keterbatasan akses layanan kesehatan, literasi gizi yang rendah, serta praktik pernikahan dini turut berkontribusi terhadap permasalahan ini.

Menanggapi kondisi tersebut, tim dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan remaja sebagai duta cegah stunting. Program ini dilaksanakan oleh tim pengabdian yang diketuai oleh Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS, bersama anggota tim Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNS; Lufthiani, S.Kep., Ns., M.Kes; Dr. Evi Karota, S.Kp., MNS, dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU), serta melibatkan Dr. Mhd. Ridha Haykal Amal, S.H., M.H., S.Sos.,M.Si. dalam proses persiapan program. Kegiatan ini turut didukung oleh tiga orang mahasiswa Fakultas Keperawatan USU.

Pelaksanaan program berlangsung di SMP Negeri 2 Ranto Baek, dengan sasaran utama para remaja yang dipersiapkan menjadi agen edukasi di lingkungannya. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari seluruh guru SMP Negeri 2 Ranto Baek, terutama dari Kepala Sekolah Enri Darmawan Nasution, S.Pd.I., yang menyambut baik pelaksanaan program ini. Tahap awal dimulai dengan pelatihan bagi remaja terpilih mengenai dasar-dasar pencegahan stunting, pentingnya gizi seimbang, serta pengetahuan tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Materi disusun secara aplikatif dan komunikatif agar mudah dipahami dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari Setelah pelatihan, para remaja tidak hanya dibekali teori, tetapi juga mendapat pendampingan langsung dari tim pengabdian bersama tenaga kesehatan.

Pendampingan ini membantu mereka dalam merancang dan melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada teman sebaya dan masyarakat sekitar. Untuk mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan peserta, dilakukan pre-test dan post-test, yang hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman secara signifikan.

Keterlibatan remaja dalam program ini menjadi strategi yang efektif karena mereka dinilai memiliki potensi besar dalam menyampaikan pesan kesehatan secara lebih terbuka, komunikatif, dan mudah diterima oleh lingkungan sekitar.

Selain itu, sebagai calon orang tua di masa depan, pemahaman sejak dini mengenai gizi dan pola asuh sehat akan berdampak jangka panjang terhadap kualitas generasi berikutnya. Melalui partisipasi aktif generasi muda dan kolaborasi berbagai pihak, program ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata dalam menekan angka stunting di Mandailing Natal.

Dengan memperluas jangkauan dan memperkuat pelaksanaan di lapangan, target nasional untuk menurunkan prevalensi stunting bukanlah hal yang mustahil. Partisipasi masyarakat yang aktif dan dukungan berbagai institusi menjadi kunci penting menuju Indonesia yang lebih sehat dan bebas dari stunting.(cbud)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE