Laporan Haji: Muhammad Ishak
ARAB SAUDI (Waspada): Sejak dimulainnya Operasional Penyelenggaraan Haji 24 Mei lalu, tercatat sebanyak 15 jemaah haji dari berbagai embarkasi di tanah air wafat di Madinah, Arab Saudi. Sementara jumlah jemaah yang masih dalam perawatan 94 jemaah.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Lilik Mahendro Susilo, Ak.MM, dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (5/6) memaparkan, per 4 Juni pukul 16.00 WAS, jemaah haji yang tiba di tanah suci sebanyak 71.539 jemaah yang tergabung dalam 190 Kloter, termasuk di dalamnya 75,37 persen jemaah risti.
“Jumlah rawat jalan Kloter sebanyak 26.192 jemaah. Jumlah rujukan Kloter sebanyak 165 orang. Penyakit terbanyak rawat jalan adalah fatigue atau kelelahan sebanyak 5.766 jemaah,” ujar Lilik, seraya menyebutkan, untuk deteksi dini penyakit sebanyak 1.144 jemaah dan jumlah emergency respons sebanyak 137 jemaah.
Untuk penyakit terbanyak deteksi dini adalah hipertensi esensial sebanyak 289 jemaah. “Jumlah rawat jalan sebanyak 184 jemaah. Jumlah rawat inap di KKHI sebanyak 227 jemaah, namun jemaah yang masih dalam perawatan sebanyak 51 jemaah. Jumlah rawat inap di RSAS Madinah, sebanyak 71 jemaah, tetapi jemaah yang masih dirawat sebanyak 43 jemaah,” tutur Lilik.
Selanjutnya, penyakit terbanyak rawat inap di KKHI dan RSAS adalah PPOK, gagal jantung, demensia, diabetes mellitus dan penyakit jantung iskemik. “Untuk obat sebanyak 6.350 koli atau 107,8 ton telah tiba di Arab Saudi, 12 Mei lalu, bahkan telah didistribusikan ke Makkah dan Madinah, 21 Mei. Obat dan perbekes saat ini masih memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Kloter, sektor dan KKHI,” timpa Lilik.
Untuk penyuluhan dan konseling kesehatan jemaah haji di Kloter, lanjutnya, dilakukan dengan penyebarluasan edukasi dan informasi kesehatan dalam bentuk poster dan vlog melalui media sosial dan group chatting. “Petugas juga melakukan deteksi dini penyakit di sektor khusus. Dalam pemberian perlindungan spesifik ke jemaah, petugas kita juga memberikan masker, alas kaki dan oralit sebagai pengganti cairan dalam tubuh,” katanya.
Di sisi lain, Lilik juga mengaku petugas di tanah suci juga melakukan inspeksi sanitasi lingkungan di KKHI, hotel dan dapur katering penyedia makanan jemaah haji. “Kemudian kita juga melakukan pengawasan sampel makanan di KKHI dan Kloter, termasuk memonitor suhu dan kelembaban selama operasional haji,” ujarnya.
Selain itu, pemeriksaan MCU jemaah risti dilakukan tenaga dokter spesialis di KKHI, sehingga dapat memastikan kondisi kesehatan terkini. Tujuannya agar jemaah dapat mengikuti rangkaian ibadah selanjutnya. Visitasi dan pemeriksaan kesehatan rutin jemaah risti dan lansia di Kloter dengan melibatkan karu dan karom,” katanya.
Ditambahkan, petugas juga memberikan Vitamin C dan D3 untuk seluruh jemaah haji. Penempatan tim promosi kesehatan di sektor khusus untuk mendukung pelayanan EMT. “Jemaah haji lansia dan risti, agar tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Jemaah haji mandiri agar turut mengawasi dan memberikan pendampingan terhadap jemaah lansia dan resiko tinggi (risti),” pinta Lilik.
Dia juga meminta, jemaah selalu menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker, kacamata, payung, semprotan air dan alat kaki. “Hal ini untuk mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi,” kata Lilik seraya berharap, saat berada di luar hotel jemaah harus minum air minimal segelas atau 200 ml per jam. (b11)