Medan

360 Jamaah Haji 09 KNO Selesaikan Puncak Armuzna

360 Jamaah Haji 09 KNO Selesaikan Puncak Armuzna
Jamaah haji 09 KNO telah menyelesaikan semua rangkaian ibadah haji  armuzna dengan penuh kesyahduan dan kekhusukan. Waspada/ist
Kecil Besar
14px

MAKKAH (Waspada):  Sebanyak 360 jamaah haji 09 KNO telah menyelesaikan semua rangkaian ibadah haji  armuzna dengan penuh kesyahduan dan kekhusukan.

Seruan zikir dan takbir  serta talbiyah terus dilantunkan oleh jamaah haji kloter 09, sehingga tiada terasa  Air mata  berderai tak tertahankan dan mereka saling bersalam salaman dan bermaaf maafan. 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Selanjutnya mereka akan didorong untuk kembali ke hotel untuk persiapan  melaksanakan Tawaf Ifadah, sa’i dan tahallul tsani.

Hal ini disampaikan oleh ketua Kloter 09 KNO Muhammad Lukman Hakim Hasibuan kepada Humas Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Sumatera Utara,  Senin (9/6).

” Alhamdulillah sekitar 360 Jamaah Haji KNO 09 yang telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji armuzna secara tertib dan sekarang selanjutnya dilakukan pendorongan oleh syarikah Rifadh ke hotel Diyar Al Jabri (715),” ujar Lukman.

Lukman juga mengatakan, saat dilakukan pendorongan, pihak syarikah dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi  yang mengatur pemberangkatan di lokasi sangat kewalahan melihat jema’ah haji Indonesia tidak sabar untuk segera menaiki bus yang telah dipersiapkan dan saling berebutan.

Bahkan banyak bus yang tersandera dikarenakan jamaah haji tidak mengindahkan instruksi yang dilakukan PPIH dan syarikah di lapangan. Padahal jika jamaah haji Indonesia disiplin  dengan arahan petugas haji dan syarikah, fenomena ini tidak akan terjadi. 

“Menurut pengamatan saya, apa yang terjadi di Arafah ke Muzdalifah dan Muzdalifah ke Mina sebagaimana yang di-blow up media atau tiktok dikarenakan jamaah haji kita kurang disiplin dan tidak menghidupkan budaya antri pada situasi tertentu. Inilah yang dikeluhkan  pihak syarikah saat menghadapi fenomena Muzdalifah – Mina  yang mengeluhkan kepada saya dan mengatakan bus tidak bisa masuk ke lokasi sebab terhalang oleh ribuan jamaah,” ujar Lukman.

Namun Lukman juga tidak menafikan, penanganan syarikah satu sisi belum profesional dan ini diharapkan menjadi catatan ke depan.

Seperti jumlah bus yang dimobilisasi syarikah tidak maksimal dan lebih mengandalkan model taraddudi ( bolak balik) yang tidak seimbang dengan jumlah jamaah sehingga mengakibatkan keterlambatan bus membuat suasana tidak kondusif sehingga jema’ah haji berjalan kaki menuju Mina.

Psikologi semacam itu, menimbulkan kepanikan, akhirnya jamaah mengambil inisiatif untuk berjalan ke Mina.

Kendatipun demikian,  PPIH tetap mengingatkan agar jamaah lansia dan berisiko tinggi tetap berada di Muzdalifah, menunggu jemputan bus. Sebab, berjalan kaki bakal banyak menguras energi dan menimbulkan kelelahan.

“Pergerakan jamaah pejalan kaki berdampak pada kemacetan di jalur utama shuttle bus. PPIH menerima permintaan dari Kementerian Haji Saudi dan syarikah untuk menenangkan jamaah dan menghentikan arus jalan kaki, namun sudah tidak dapat dikendalikan,” kata Lukman.

“Untuk ke depan, catatan catatan haji tahun 2025 ini perlu dilakukan evaluasi yang komprehensif, sebagai upaya  mitigasi di masa mendatang, apalagi penanganan haji tahun depan kewenangannya sudah berada pada Badan Penyelenggara Haji,” kata Lukman.(m22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE