Scroll Untuk Membaca

Medan

Ahli Waris Keluarga Sampaikan Apresiasi Usulkan dr Rubini Pahlawan Nasional

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Ahli waris keluarga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak atas usulan kepada tokoh dr.Rubini yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.

Hal itu disampaikannya saat berlangsungnya Webinar mengenang Almarhum dr Rubini pada Rabu malam (31/8).

Acara digagas Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) bersama Masyarakat Sejarawan Indonesia Kalimantan Barat, menghadirkan, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia,Dr.Giwo Rubianto Wiyogo MPd, dan pembicara antaranya, Prof. Dr. Agus Mulyana, M. Pd, Ketua Umum MSI, Guru Besar Pendidikan Sejarah UPI, Mansyur, S. Pd., M. Hum, Sejarawan Kalimantan Selatan, Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Lambung Mangkurat dan M. Rikaz Prabowo, M. Pd MSI Kalimantan Barat, penulis Biografi dr. Rubini serta penanggap Jend. (Purn.) H. Agum Gumelar Ketua Ikatan Alumni Lemhannas dan Ketua Pepabri.

Mewakili ahli waris keluarga almarhum dr. Rubini,Prof. Widya Artini Wiyogo, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjuang bersama mengusulkan dr Rubini sebagai pahlawan nasional.

Lebih lanjut Prof. Widya Artini Wiyogo,menyampakan rasa terimakasih atas upaya yang dilakukan berbagai pihak atas segala rencana pengusungan gelar pahlawan nasional terhadap dr.Rubini(Eyang) Widya.

“Kami sangat tersanjung ketika eyang kami diusulkan menjadi salah satu pahlawan nasional. Apalagi usulan ini datang dari masyarakat,”ungkapnya penuh haru.

Hal lain disampaikannya,sebagai generasi ketiga dari dr Rubini, dirinya dan ahli waris lain bersedia memberikan data-data untuk mendukung usulan tersebut.

“Harapannya, apa yang diinginkan masyarakat Mempawah agar dr Rubini ditetapkan sebagai pahlawan nasional bisa segera terealisasi,” pungkasnya.

Mohon Doa

Saat kegiatan webinar, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia,Dr.Giwo Rubianto Wiyogo MPd, menyampaikan rasa syukur bahwa tahapan demi tahapan usulan dr.Rubini sebagai Pahlawan Nasional mulai tuntas.

“Mohon doanya semoga semua berjalan lancar dan almarhum dr Rubini bisa segera dianugerahkan sebagai pahlawan nasional,” kata Giwo Rubianto.

Dia menjelaskan perjuangan sepak terjang dr.Rubini untuk kesehatan perempuan dan anak memang layak sebagai Pahlawan Nasional.

Menurut Giwo, usulan dr Rubini sebagai pahlawan nasional bermula dari masyarakat Kabupaten Mempawah. Lalu Kowani mencoba mendampingi dan ikut mengawal proses perjalanan usulan tersebut mulai dari tingkat kabupaten, tingkat propinsi hingga tingkat nasional dalam hal ini Kementerian Sosial. “Alhamdulillah, kami bersyukur prosesnya sangat lancar, mudah dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan,”ujar Giwo.

Menurut Giwo, usulan dr Rubini sebagai pahlawan nasional bermula dari masyarakat Kabupaten Mempawah. Lalu Kowani mencoba mendampingi dan ikut mengawal proses perjalanan usulan tersebut mulai dari tingkat kabupaten, tingkat propinsi hingga tingkat nasional dalam hal ini Kementerian Sosial.

“Alhamdulillah, kami bersyukur prosesnya sangat lancar, mudah dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan,” tambah Giwo.

“Tentu saja alasan kami sangat kuat mengusung dr Rubini mendapatkan gelar pahlawan nasional. Jasa dan perjuangannya selama masa penjajahan Jepang bagi masyarakat Mempawah tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Almarhum yang berasal dari Tanah Jawa, bersedia merantau untuk memberikan perhatian pada layanan kesehatan masyarakat di Kalimantan Barat,”terangnya.

Masih menurut Giwo, selama hidupnya, almarhum dr Rubini yang waktu itu menjabat sebagai kepala rumah sakit daerah, sangat banyak memberikan perhatian kepada korban kekerasan dari kalangan perempuan dan anak.

Giwo juga menceritakan, sosok dr. Rubini seorang dokter yang berasal dari tanah Sunda dan menetap di Kalimantan Barat selama 17 tahun. Selain dokter, dr. Rubini juga merupakan pemimpin partai politik pada masanya dan memberikan perjuangannya demi cita-cita kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di daerah Kalbar.

Lanjut Giwo, tidak hanya itu saja, dr. Raden Rubini Natawisastra juga membentuk gerakan bawah tanah dengan melihat para pasiennya yang sebagian besar perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan seksual oleh penjajah.

“Kegigihannya melawan penjajah telah mengorbankan jiwa dan raga, sehingga dr. Rubini beserta istrinya yang sedang hamil, serta rakyat Kalimantan Barat lainnya, wafat di tangan penjajah. Peristiwa itu dikenal sebagai Tragedi Mandor,” jelas Giwo.

Masih dalam paparannya, Giwo menyebutkan bahwa,apa yang diperjuangkan dr Rubini sejalan dengan visi dan misi Kowani yakni menjaga harkat dan martabat kaum perempuan. Sehingga sudah sepatutnya Kowani berada di garda terdepan dalam proses pengusulan dr Rubini menjadi pahlawan nasional Bersama tokoh masyarakat Kabupaten Mempawah dan propinsi Kalbar.

“Sejalan dengan semangat yang ditebarkan oleh dr Rubini, Kowani bersyukur telah berhasil mengawal lahirnya UU TPKS yang disahkan Presiden Jokowi pada April 2022 lalu,” kata Giwo.

Sejalan dengan peraturan pengusulan Pahlawan Nasional,lanjut Giwo, naskah akademik usulan dr Raden Rubini Natawisastra menjadi pahlawan nasional telah lengkap dan kini sudah memasuki tahap verifikasi oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP). Jika dalam tahapan verifikasi lolos, maka selanjutnya usulan akan diajukan ke Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Sosial. (m22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE