MEDAN (Waspada): Ragam kisah dan pengalaman para petugas haji di Embarkasi Medan, yang bertugas siang dan malam untuk memberi pelayanan terbaik pada Calon jamaah haji (Calhaj) yang lansia dan uzur.
Tetapi umumnya, para petugas menjadikan dirinya laksana anak sendiri agar Calhaj merasa nyaman dan terkesan mendapat perhatian petugas di Embarkasi Medan ini.
Hal itu diungkapkan petugas haji lansia dan uzur, H.Ahmad Suhaimi, Kamis (15/6).
“Ya, dalam bertugas memberi pelayanan untuk jamaah lansia dan uzur,harus ektra sabar, tenang, fisik kuat dan menganggap mereka orang tua sendiri. Agar pelayanan yang kita berikan benar-benar prima. Merekapun terkesan atas layanan kita sebagai petugas di Embarkasi Medan ini,” kata Ahmad Suhaimi.
Disebutkanya, kesabaran menghadapi Calhaj uzur dan lansia, dimulai sejak kedatangan jamaah ke aula penerimaan, umumnya mereka menggunakan kursi roda untuk melakukan proses masuk asrama.
“Sejak proses awal, petugas sudah mendorong Calhaj di kursi roda, mengikuti proses secara bertahap.Adakalanya saat pemeriksaan kesehatan harus ditangani dokter secara khusus terkait kondisi kesehatan. Maka, petugas menunggu Calhaj sampai selesai. Jika sudah, mengantarkan ke kamar hotel,” ujar Suhaimi.
Saat ditanya apa kendala dalam memberi pelayanan kepada Calhaj, Suhaimi menyebutkan kendala pasti ada. Namun perlu strategi dalam menyelesaikannya.
Kata dia, sesuai motto pelayanan haji tahun ini yang ramah lansia, pelayanan untuk mereka sangat perioritas, maka perlu kordinasi antar petugas agar pelayanan yang diberikan kepada Calhaj lansia dan uzur berjalan sesuai program dicanangkan pemerintah.
“Menghadapi kendala, perlu kolaborasi antar petugas, karena lansia dan uzur itu punya keterbatasan.Terbatas berbahasa, terbatas mendengar, terbatas melihat dan ada terbatas fisik harus menggunakan kursi roda. Jika ada yang terbatas pada bahasa (tidak pandai bahasa Indonesia), maka petugas yang bisa berbahasa daerah akan membantu.Inilah yang sangat diperlukan agar komunikasi berjalan lancar dan Calhaj merasa nyaman,” ungkapnya.
Dia juga mengakui kendala saat hujan turun menjadi masalah tersendiri. Namun bisa teratasi karena pihak UPT Asrama Haji, juga menyediakan fasilitas payung dan bus yang mengantar jamaah langsung ke hotel ataupun ke ruang makan.
“Meskipun ada sarana prasarana disiapkan UPT Asrama Haji, namun petugas lansia harus tetap siaga. Misalkan membantu Calhaj naik ke bus, atau memayungi jamaah yang hanya menggunakan kursi roda,” ungkapnya.
Bijak Atur Waktu
Menurut Suhaimi, kedatangan dan keberangkatan Calhaj yang berbeda waktu (jika masuk pagi berangkat esoknya, atau masuk pagi berangkat dini hari) mengharuskan petugas bijak mengatur waktu istirahat.
“Ya, harus bisa menyiasati bagaimana bisa istirahat yang cukup. Apalagi tugas ini mengutamakan kesehatan fisik, mendorong kursi roda misalnya, harus tau trik-trik mendorong kursi, mencari jalan yang tepat. Apalagi jamaah akan berangkat dini hari, tentu proses mengantar jamaah ke aula butuh tenaga ekstra,” ujarnya.
Hal lain disampaikan Suhaimi, bertugas di Asrama Haji bagian lansia ini, sebuah pengalaman yang tidak ditemukan dalam pejerjaan apapun.
“Tugasnya melelahkan dan butuh fisik yang sehat, tapi menyenangkan karena bertemu jamaah dari berbagai kabupaten kota dengan karakter yang berbeda, namun petugas bisa melaksanakan tugas. Bahagia rasanya saat kita berhasil mengantarkan jamaah hingga ke bus menuju Bandara KNIA untuk berangkat ke Tanah Suci,” ungkapnya sembari menyebutkan dalam proses masuk aula pemberangkatan, Calhaj lansia akan dihadirkan setelah acara pemberangkatan selesai dan jamaah akan masuk ke bus sesuai nomor yang ditentukan.(m22)
Waspada/Anum Saskia
H.Ahmas Suhaimi membawa Calhaj uzur menuju hotel usai proses penerimaan.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.