MEDAN (Waspada): Pengacara senior Ali Leonardi, mengklaim tulisan pribadinya diduga dijiplak Darmawan Jusuf, seorang pengacara yang berdomisili di Kota Medan, seperti dimuat di website Darmawanyusuf.com.
“Iya, tulisan pribadi Darmawan itu sama persis dengan tulisan pribadi saya di website Alileonardi.com,” ujar Ali Leonardi saat dihubungi wartawan, di Medan, Rabu (3/4).
Berdasarkan tulisan yang persis sama itu, Ali mengatakan, jika mau tenar menjalankan profesi pengacara sebenarnya tak harus menjiplak atau meniru tulisan pribadi pengacara/advokat senior yang lebih dulu tersohor.
“Kalau pun mau meniru haruslah beretika dengan minta izin dulu sama pemilik tulisan pribadi tersebut,” demikian imbauan itu, yang agaknya dialamatkan oleh pengacara senior Ali Leonardi kepada kepada Darmawan Jusuf.
Ia menambahkan, dalam tulisan profil personalnya yang dimuat dalam website Darmawanyusuf.com, tertulis: “Kami melayani klien kami dari segi pemahaman hukum maupun peraturan di Indonesia, sekaligus melakukan perlindungan hukum, baik dalam bidang bisnis maupun kepentingan hukum lainnya dari klien kami”.
Seterusnya,” Melalui service dan pendekatan secara personal touch yang memberikan kenyamanan dan kerahasiaan bagi klien, dengan senantiasa menjalin kehangatan serta membina hubungan baik dengan klien, kami mendapatkan reputasi dan kepercayaan dari ratusan perusahaan besar dan kecil baik industri, trading maupun secara person.”
Bersikap Melayani
Kata dia, dalam tulisan pribadinya, Darmawan mungkin ingin mengenalkan kepada publik bahwa sosok pribadinya seorang pengacara yang harus bersikap melayani dan menangani perkara.
Bahkan dalan tulisannya, Darmawan memperkenalkan dirinya satu dari 50 Kantor Pengacara/ Hukum terbaik Tahun 2019.
Tetapi, tulisan pribadi Darmawan tersebut diduga sama persis dengan tulisan tangan pengacara Ali Leonardi yang dimuat dalam website Alileonardi.com yang sudah ada sejak 2009 silam.
Ali Leonardi yang sudah menangani ribuan perkara itu tidak mempersoalkan tulisan tangannya dijplak orang lain, asalkan menjunjung tinggi etika.
“Kalau mau menjiplak atau meniru, ya pakai izinlah. Apalagi dia seorang intelektual,” ujar pemilik website DNAberita.com tersebut sambil tertawa.
Menurut Ali Leonardi, yang biasa disapa Bang Ali itu, persaingan antarpengacara wajar-wajar saja, tapi haruslah beretika, termasuk mengadopsi karya orang lain.
Meski demikian, persoalan tersebut tidaklah sampai harus ke proses hukum. “Gak lah, kita hanya mengingatkan bahwa seorang intelektual itu harus menjunjung etika dan moral,” ujar pengacara keturunan Jepang itu.
Terpisah, Darmawan Yusuf saat dihubungi awak media mengatakan, tidak ada persamaan yang substansi antara konten di website Alileonardi.com dan website Darmawanyusuf.com.
Sebab, setiap kata dan frase dalam masing-masing website mencerminkan karakter dan tujuan yang berbeda. (m32)