MEDAN (Waspada): Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Prof. DR. Megawati Soekarnoputri mengingatkan hak rakyat memilih pemimpin tidak dimanipulasi. Para kader PDIP diminta berjuang melindungi hak rakyat tersebut.
Menurut Megawati, rakyat harus sepenuhnya dimerdekakan dalam menentukan pemimpin sejati sesuai yang diharapkannya. Jangan sampai demi kepentingan pribadi atau kelompok, calon pemimpin yang belum mumpuni dipaksakan.
Dengan memberikan kemerdekaan hak memilih kepada rakyat, maka tujuan diselenggarakannya Pemilihan Umum (Pemilu) benar-benar terwujud.
Hal ini diungkapkan Megawati ketika memberikan amanat upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia.
Pemilu adalah sebenarnya suatu wahana untuk menunjukkan bahwa hak rakyat sepenuhnya itu dapat digunakan dengan baik,” kata Megawati di halaman masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).
Berilah hak rakyat untuk dapat mencari pemimpinnya yang benar-benar itu bagi mereka adalah pemimpin yang sejati, bukan mencari atau dipaksakan untuk mencari pemimpin yang pada kenyataannya belum mempunyai kader sebagai pemimpin yang mumpuni,” ujarnya.
Nilai Luhur Perjuangan
Berkaitan dengan hal itu, kordinator bersama Aliansi Relawan Perjuangan (Relawan ABRI 01, Relawan Saprody_SU25 yang merupakan tim gabungan dari “FKP3“, “Jarnas“, ABRI-1, PISN, AFC, Forum Masyarakat, ErHamas dan ANIES, Gerak Mahasiwa Peduli Medan Bersatu, penggiat Seni Budaya Medan Bersatu, Gerakan Indonesia Anti Korupsi Nusantara Jaya), menuturkan pesta demokrasi Pilkada serentak 27 November 2024 harus menjadi momentum semangat nilai luhur perjuangan.
Hal itu dikatakan dalam sebuah acara di Sultan Coffee Jl Amaliun Medan, Sabtu (17/8/2024).
Direktur Rumah Inspirasi Indonesia Rinno Hadinata S.Sos mengatakan, nilai luhur perjuangan yang menjunjung tinggi kebersamaan harus mampu menyerap aspirasi seluruh lapisan masyarakat, tidak pada satu kelompok atau golongan.
Semangat perjuangan juga menjunjung tinggi kebhinekaan, tidak dalam politik pragmatis.
Rinno menuturkan, Kader PDI Perjungan yang bertarung di Pilkada Kota Medan harus mampu menjawab kebinekaan itu, merangkul, mendengar serta bergerak bersama untuk satu tujuan, yakni meraih suara rakyat Kota Medan, dan menang.
“Beri ruang untuk kader terbaik di internal partai PDI Perjungan untuk tampil sebagai calon kandidat kepala daerah,” ujarnya.
Pilkada Kota Medan sangat menarik, sosok muda sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan dalam membangun infrastruktur serta peradaban di Kota Medan.
“Sosok itu ada di El Adrian Shah SE, dan untuk merajut Kehinekaan ada pada kader internal PDI Perjuangan Rudy Hermanto,” tutur Rinno.
Kerja Kebudayaan
Senada, penggiat kebudayaan Julhendri chaniago (50) menuturkan, pesta demokrasi merupakan bagian dari kerja kebudayaan, maka praktek demokrasi harus sehat. Misalnya, pemilu yang jujur, upaya kaderisasi yang baik dalam partai politik, upaya merawat kebhinekaan dalam semangat egaliter dan menyerap aspirasi masyarakat secara luas.
Serta hal positif lainnya yang berkaitan dengan itu setidaknya bisa jadi penopang kemajuan kebudayaan.
Mengutip Mahatma Gandhi, salah satu dosa masyarakat yang bisa merusak negara adalah berpolitik tanpa prinsip. Oleh sebab itu, dalam pesta demokrasi atau pilkada serentak nanti, selain politisi, masyarakat juga harus punya prinsip dalam menentukan pilihannya.
“Tentu saja, yang kita harapkan adalah prinsip-prinsip yang ikut merawat kebudayaan tadi secara baik, mulai dari soal kepemimpinan sampai kepada kontribusi para elit dan masyarakat bagi kemaslahatan bangsa dan negara,” sebutnya.
Dia menambahkan, terkait fenomena Parpol sebagai pengusung calon pemimpin secara etis tentu harus kader tulen itulah yang perlu didahulukan (diusung).
“Tentunya kader ini pun harus mampu berkomunikasi politik secara baik, diterima masyarakat luas dan mampu mengimpementasikan surat tugas yang amanahkan kepadanya,” imbuhnya.
Setidaknya ini membuktikan bahwa kaderisasi atau pendidikan politik itu berjalan sehati. Jangan sampai elit parpol terjebak dalam sikap pragmatis dan transaksional, untuk mengejar kemenangan semata.
Garda Terdepan
Reza Van Dian (60) Ketum Saprody_SU25 menuturkan, kader internal PDI Perjuangan harus menjadi garda terdepan, dan penentu kemenangan.
Calon walikota dan Wakil Walikota Medan harus bagian dari semangat perjuangan yang menjunjung tinggi kebhinekaan, juga sanggup ke depannya menampung aspirasi Pejuang Relawan 01 03 sebagai sosial kontrol kebijakan tatanan pemerintahan.
“Calon Walikota Medan yang diberi surat tugas harus mampu menjawab dinamika politik saat ini, wakilnya selayaknya lah dari internal PDI perjuangan sendiri, seorang figur yang merakyat, yaitu Rudy Hermanto,” ujar Reza.(cpb)