Medan

Amburadul, Warga Protes Kontraktor Pengerjaan Proyek Drainase Jalan Jermal 17

Amburadul, Warga Protes Kontraktor Pengerjaan Proyek Drainase Jalan Jermal 17
LOKASI pengerjaan drainase kawasan Jermal 17 Medan. Waspada/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Warga Jalan Jermal 17, Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai, Medan mengeluhkan pengerjaan drainase oleh kontraktor yang terkesan amburadul. Berlarut-larutnya pemasangan cover U-Ditch oleh kontraktor, membuat jalanan begitu becek saat hujan berdebu tebal saat terik dan warga juga merasa terganggu karena akses ke rumahnya terbatas. Kondisi ini bahkan sudah berlangsung lewat bulan.

Pemasangan cover (penutup) U-Ditch belum seluruhnya, dan tumpukan tanah juga masih terlihat dibeberapa titik jalan. Cover U-Ditch terpasang hanya sebagian, meski proyek pengerjaan oleh kontraktor, sudah berlangsung lama.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Tampak drainase yang belum dipasang penutup, menganga lebar dan dalam. Kondisi drainase yang hampir selebar badan jalan, tampak ‘menyeramkan’ dan membahayakan pengguna jalan.

Apalagi, kawasan tersebut padat pemukiman dan banyak anak-anak. Kondisi ini menambah kekuatiran warga.

“Apa kontraktor menunggu sampai ada korban, baru penutup drainasenya dipasang?,” kesal Said Ilham SH, warga Jalan Jermal 17.

Ia kemudian menunjuk ke arah parit yang belum terpasang cover U-Ditch. Tampak parit menganga lebar dan dalam, yang kondisinya begitu membahayakan pengguna jalan.

Warga yang melintas mesti ekstra hati-hati, kalau tidak mau tergelincir dan tercebur ke drainase berdinding beton dan dalam itu.

“Naik sepeda motor aja susah bang. Jalan licin saat hujan. Belum lagi, jalan semakin kecil, karena termakan drainase yang hampir separuh jalan,” ujarnya.

Saat ini, pengerjaan drainase sudah menyentuh ujung Jalan Jermal 17 di simpang Jermal 12. Selama 3-4 hari terakhir, para pekerja melakukan pengorekan parit dan pemasangan U-Ditch dibagian itu.

Warga pun meradang karena saluran air bersihnya terputus akibat pengerokan parit. “Sudah 2 hari ini kesulitan air bersih. Air terputus seharian, tidak bisa apa-apa. Kayak hari ini bang. Repot kali. Terpaksa mencari rumah yang punya sumur sampai ke jalan seberang, minta air untuk kebutuhan di rumah. Mau buang air kecil saja susah, karena kuatir kekurangan air di bak bang,” ungkap warga lainnya.

Menurutnya, kontraktor semestinya segera memperbaiki pipa air bersih ke rumah warga yang terputus, jangan sampai berlarut-larut. Minimal ada solusi dari kontraktor, bila aliran air bersih ke rumah warga diputus.

“Jangan pula kontraktornya saja yang dapat untung diatas derita warga. Tanggung jawablah. Jangan suka hatinya memutus air ke rumah warga dan dibiarkan lama begini. Kontraktornya enak-enak dapat proyek, kita yang dibuat sengsara,” ungkapnya.

Tidak puas dengan cara kerja kontraktor, sejumlah warga akan segera melakukan demo di kantor Wali Kota Medan, mengadukan kondisi tersebut.

Sementara itu, sebelumnya anggota Komisi IV DPRD Medan Dedy Aksyari Nasution juga telah berkali-kali menyoroti metode pengerjaan para kontraktor pengerjaan U-Ditch di Kota Medan.

“Jika pemasangan U-Ditch yang dilakukan oleh kontraktok salah, maka manfaatnya tidak ada. Bahkan menimbulkan masalah baru. Metode pemasangannya tidak main-main. U-Ditch dipasang berpasangan, jadi setiap pasang harus pas dan harus ditutup dengan benar. Tidak ada celah untuk air keluar atau merembes,” ujarnya. (h01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE