MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Abdul Rahim Siregar (foto) mendesak pemerintah terus melobi Kerajaan Arab Saudi, untuk memaksimalkan penambahan kuota haji berdasarkan pertimbangan usia, hubungan kedua negara dan tingginya animo yang berangkat ke Tanah Suci itu.
“Kita desak intensif lobi ke Arab Saudi untuk memaksimalkan lagi kuota secara patut dengan jumlah jamaah yang akan menunaikan ibadah haji,” kata Abdul Rahim kepada Waspada, di ruang dewan, Rabu (9/11).
Anggota dewan dari Fraksi PKS itu merespon keterangan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut rata-rata antrean jamaah haji Indonesia mencapai 41 tahun, diduga akibat panjangnya antrean haji yang akan berangkat.
Menyikapi hal itu, Abdul Rahim mengaku terkejut karena bukan hanya masa tunggu yang relatif lama, tetapi berkaitan dengan fisik jemaah yang sudah uzur jika harus menunggu 41 tahun.
“Tak usah jauh-jauh, saya sendiri contohnya dijadwalkan berangkat tahun 2025, nah usia saya sudah 40 tahun lebih, kalau menunggu 41 tahun lagi, sudah 80-an tahun, itu pun kalau masih panjang umur,” ujarnya.
Bertitik tolak dari mobilitas jamaah yang sudah berusia lanjut itu, Abdul Rahim mengingatkan pemerintah untuk proaktif melobi agar kuota haji lebih dimaksimalkan, dengan pertimbangan Indonesia termasuk negara yang paling banyak berangkat haji.
“Setidaknya ada upaya penambahan yang memungkinkan antreannya tidak terlalu panjang,” ujarnya.
Disebutkan Abdul Rahim, kondisi pandemi Covid-19 terlihat sudah mulai berangsur normal, sehingga menjadi sangat layak koutanya dimaksimalkan.
Berdasarkan laporan Kementerian Agama, kuota haji Indonesia pada 2022 mencapai 100.051 orang, yang diberikan Arab Saudi setelah dua tahun ibadah haji tak dilaksanakan karena pandemi Covid-19.
Untuk Sumut diinformasikan kuota haji tercatat 3.777 jamaah, di mana Kota Medan menerima noncadangan terbanyak, berjumlah 1.078 dan cadangan 224. Dan yang sudah berangkat tahun ini justru jamaah haji yang menunda keberangkatan, sehingga dapat dibayangkan sisanya bakal menunggu sangat lama.
Abdul Rahim menyebutkan, pemerintah hendaknya juga proaktif mencari solusi terbaik bersama Arab Saudi agar pertimbangan usia menjadi pilihan bijak, disusul tingginya animo calon jemaah dari negara Islam terbesar serta hubungan kedua negara Muslim yang sudah terjalin sangat lama. (cpb)