MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut H Zainuddin Purba SH (foto) menegaskan, pihaknya tidak akan pernah berhenti menyuarakan maraknya penyalahgunaan narkoba di Sumut, khususnya di Tanjung Pamah, yang berada di pinggiran Kota Binjai, di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.
Hal itu ditegaskan anggota dewan Dapil XII Binjai Lamgkat ini kepada Waspada, Kamis (20/10), menyikapi maraknya peredaran narkoba di Sumut, sehingga masih bertahan sebagai peringkat 1.
Menurut Zainuddin, dirinya tidak habis pikir hal tersebut (penyalahgunaan narkoba) masih terus berlangsung. “Entah sampai atau tidak di telinga Kapolri soal berita maraknya peredaran narkoba di Sumut, begitu juga angka kriminal masih tertinggi di Indonesia,” ketusnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak merasa lelah memberikan informasi melalui media ini, atas masih masih terus beroperasinya, transaksi serta mengonsumsi narkoba di Tanjung Pamah paska pembakaran barak, diduga sebagai dokumentasi laporan kepada atasan, beberapa waktu lalu.
“Yang pasti, sorenya pembakaran, malamnya jual beli narkoba di kawasan itu langsung beroperasi kembali, seperti tidak ada masalah yang datang,” ujarnya.
Hal ini, lanjutnya akan terus dia suarakan dan sampaikan, agar menjadi perhatian yang serius dari Kapoldasu, sehingga kejahatan ini benar-benar dapat dikalahkan oleh kepolisian.
“Satu hari diberikan waktu mereka beroperasi, berarti ada kerusakan generasi muda 2 atau 3 orang menjadi pengguna narkoba baru,” katanya.
Keluarga Kurang Mampu
Lebih tragisnya lagi, kebanyakan yang menjadi pecandu narkoba di sekitaran Binjai Langkat dan Deli Serdang sebagai pusatnya dari keluarga kurang mampu, sehingga dampak yang ditimbulkan sangat mengerikan.
Dampak terkecilnya, yakni melakukan pengancaman kepada keluarga, untuk memperoleh uang, baik mengancam menjual sepeda motor, televisi, sepeda maupun satu-satunya harta mereka, yaitu rumah yang ditinggalkan.
“Maka saya simpulkan, semakin banyak generasi muda yang rusak, tidak bermoral, beretika, beradab — sedikit banyaknya ada peran Kapoldasu melahirkannya, kenapa ?” tanyanya.
Karena beliau punya kekuatan menghentikan mesin pencetak manusia biadab ini, dengan memerintahkan para Kapolres membasmi peredaran narkoba di wilayah masing masing disertai sanksi akan dicopot apabila ada di wilayah mereka transaksi narkoba dengan saksi-saksi dan bukti yang ada.
“Tapi yang terjadi pembiaran terus berlangsung, dan saya berani menjadi saksi saja, tidak dipedulikan, menandakan bahwa pembiaran memang ada unsur kesengajaan,” sebutnya.
Dirinya banyak mendapat pesan whatsapp (wa) dari seluruh kab/kota di Sumatera Utara, bahwa banyak lokasi transaksi narkoba berlangsung aman dan masif.
“Namun saya masih fokus menyelesaikan transaksi narkoba yang terbebas di Indonesia di dekat kediaman saya, yaitu di Tanjung Pamah,” katanya.
Zainuddin menyesalkan Kapoldasu ini, tampaknya dia benar-benar menunjukkan power-nya, bahwa dialah yang terhebat di Sumatera Utara ini, mau mati kau, matilah kau situ, yang penting aku tidak bisa kau ganggu, aku tidak bisa kau atur, begitulah kira-kira pesan yang dia sampaikan,” ungkapnya.
“Ini bukan kuat atau tidak, namun ini masalah bencana, yang sudah di depan mata,” jelasnya.
Banyak harapan paska pertemuan dengan Presiden Jokowi, namun belum kelihatan sampai hari ini, sudah berjalan 5 hari.
“Bapak Presiden saja dibohongin, konon lagi saya. Itulah yang terjadi saat ini di Sumatera Utara,” sesalnya.(cpb).