MEDAN (Waspada.id): Anggota Komisi B DPRD Sumut Rudi Alfahri Rangkuti (foto) mendesak pemerintah agar membentuk asosiasi pangan khusus cabai merah, bawang merah guna mengantisipasi terjadinya inflasi, termasuk di Sumut
“Sejauh ini, Satuan Tugas (Satgas) untuk beras sudah ada, namun kita melihat komiditas strategis lainnya, yakni cabai dan bawang merah masih belum ada,” kata Rudi kepada Waspada.id, Minggu (26/10) di Medan.
Anggota dewan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Sumut 12 Binjai Langkat itu, merespon hasil rapat dengan Komisi B bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan Holtikultura Provsu, Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM, Bulog Sumut, BPS Sumut dan Biro Perekonomian Setda Provsu, di ruang dewan, pekan lalu.
Salah satu poin dari hasil rapat itu adalah mengoptimalkan fungi BUMD untuk proaktif mengontrol harga sembako, khususnya beras, cabai merah dan bawang merah dan evaluasi dan pengawasan komoditas pangan di Sumut.
Menyakapi hal itu, Rudi yang juga anggota Komisi B yang salah satu tupoksinya membidangi masalah perdagangan tersebut, merespon langkah-langkah pengendalian inflasi di Sumut yang menyentuh nilai tertinggi sebesar 5,32% (YoY). Salah satu penyebabnya diduga karena dipicu kenaikan harga, termasuk cabai dan barang mewah, sehingga menggerus daya beli masyarakat.
Ke depan, Komisi B mendorong Dinas Ketapang terus melakukan monitoring dan pengawasan terkait komoditas unggulan agar bisa menstabilkan harga beras/cabai merah/bawang merah.
Selain itu juga, Rudi mendesak pemerintah untuk membentuk asosiasi pangan khusus komoditas cabai dan bawang merah yang menjadi pemicu kenaikan harga dan penyebab inflasi di Sumut.
“Asosiasi ini yang diharapkan diisi oleh para pelaku usaha terkait nantinya, menjadi tempat penyaluran cabai dan bawang merah saat terjadi inflasi,” kata Rudi.
Sehingga, pemerintah tidak lagi mengalokasikan komoditas utama kelompok rumah tangga dan pedagang kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui kolaborasi sebagai salah satu langkah intervensi pasar.
Kendalikan Harga
Asosiasi atau perkumpulan sejenis diharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah, seperti Badan Pangan Nasional, untuk mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan bawang merah.
Selain itu, dengan penyaluran komoditas ke asosiasi terkait, dapat memutus mata rantai distribusi lebih pendek, harga lebih stabil, dan masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
Penyaluran komoditas unggulan itu akan terasa lebih singkat, misalnya ke Kota Medan dan Deli Serdang, karena dua daerah ini menjadi wilayah penyumbang inflasi tertinggi di Sumut.
Asosiasi pangan khusus cabai dan bawang merah menjadi penghubung atau mitra dengan eksekutif melalui dinas terkait di Sumut, untuk mencari solusi dan langkah yang dibutuhkan, sekiranya terjadi inflasi. (id06))













