MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Rudi Alfahri Rangkuti (foto) prihatin dengan maraknya aksi begal akhir-akhir ini di wilayah Kota Medan, sehingga aparat kepolisian harus bergerak cepat menuntaskan kasusnya. Dewan juga akan mengundang Poldasu dan jajarannya untuk mencari solusi dan upaya penanggulangannya.
“Kita berharap kasus ini segera tuntas, dan Poldasu serta jajaran di wilayah hukum (wilkum) peristiwa begal menggencarkan patroli untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa,” kata Rudi kepada Waspada, Minggu (18/6).
Anggota dewan Dapil XII Binjai Langkat dari Fraksi PAN itu, merespon update dua peristiwa mengenaskan yang terjadi di wilkum Kecamatan Medan Timur dan Medan Belawan, yakni aksi begal yang menimpa seorang mahasiswa di Jalan Mustafa, Rabu (14/6) dinihari dan di Jl. Stasiun Lapangan PJKA, Kelurahan Belawan II, Jumat (17/6) sekira pukul 23.00 WIB.
Menyikapi hal itu, Sekretaris Komisi A DPRD Sumut yang tupoksinya membidangi masalah hukum ini, mengapresiasi langkah aparat kepolisian yang telah membentuk tim gabungan bahkan telah meringkus komplotan begal sadis itu.
Namun, lanjut Rudi, upaya antisipasi dan pencegahan sebaiknya tidak boleh berhenti dengan telah ditangkapnya para pelaku kejahatan itu. “Patroli harus digencarkan lagi, untuk lebih memberi rasa aman bagi masyarakat,” katanya.
Diperluas
Bahkan langkah preventif itu juga harus diperluas ke kawasan-kawasan yang diduga kuat rawan kejahatan. “Kawasan-kawasan rawan kejahatan itu perlu dipetakan menjadi prioritas patroli, mengingat aksi begal biasanya terjadi jelang dini hari saat suasana lagi sepi,” katanya.
Di lain pihak, Rudi juga mengingatkan para orangtua untuk terus mendesak anak-anaknya tidak keluar malam, kecuali jika dalam keadaan memaksa dan harus didampingi teman-teman kalau melintasi daerah rawan.
“Ini juga tanggungjawab kita sebagai orangtua, terus ingatkan bahwa kejahatan dapat terjadi kapan saja jika ada peluang, ini harus jadi perhatian bersama.” ujarnya.
Komisi A, lanjut Rudi, juga akan mengundang Poldasu dan jajarannya untuk membahas langkah-langkah penanganan secara holistik, termasuk upaya pembinaan terhadap remaja yang rentan dengan aksi kejahatan ini, yang salah satunya diduga karena terlalu bebasnya penggunaan media sosial (medsos).
“Insya Allah, akan kita undang nanti dan berharap ada langkah-langkah yang dapat mengantisipasi bahkan mencegah terulangnya peristiwa serupa,” pungkas Rudi. (cpb)