MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Viktor Silaen SE MM (foto) meminta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi segera merespon keluhan air mati 3 bulan yang membuat warga Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan resah dan kecewa berat.
“Bisa dibayangkan, selama tiga bulan ini masyarakat Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan sangat menderita, karena tidak ada air mengalir ke rumah mereka, sehingga untuk mencuci, masak dan mandi terpaksa membeli air isi ulang atau numpang mandi ke tetangga yang memiliki sumur,” tandas Viktor Silaen kepada wartawan, Kamis (27/10) di Medan.
Politisi Partai Golkar ini menanggapi pengaduan masyarakat Jalan Bunga Ncole Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan ke gedung dewan, karena sudah tiga bulan (Agustus-Oktoner 2022) air PDAM Tirtanadi tidak lancar mengalir ke wilayah tersebut.
Menurut pengaduan masyarakat, tambah anggota dewan Dapil wilayah Tapanuli ini, masyarakat sudah berulang-kali mengadukan masalah ini ke PDAM Tirtanadi Cabang Padangbulan Medan, tapi tetap tidak ada kemajuan atau air tetap tidak lancar, sehingga masyarakat benar-benar sudah kecewa berat atas pelayanan perusahaan air minum ini.
“Bagaimana bisa terealisasi visi misi “Sumut Bermartabat”, jika kebutuhan air mandi masyarakat saja tidak terpenuhi. Ini benar-benar mengecewakan masyarakat, jangan gara-gara pelayanan air kacau-balau, nama Pemprov Sumut jadi jelek di mata masyarakat,” tandas Viktor Silaen.
Ditambahkan anggota Komisi D ini, jika alasan kebutuhan air saat ini tidak mencukupi, bisa dibagi atau dilakukan bergiliran penyaluran air antara daerah satu dengan daerah lain secara merata.
Misalnya daerah yang satu pagi hingga siang dan daerah lainnya siang hingga sorenya. Jangan melulu di suatu daerah tertentu saja dimatikan.
“Pelayanan PDAM Tirtanadi ini perlu menjadi perhatian serius bagi Pak Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Jika ada pejabat PDAM Tirtanadi mulai dari paling tinggi hinga ke cabang, tidak mendukung Sumut Bermartabat alias memberikan pelayanan air tidak baik, segera ganti saja, karena masih banyak yang lebih berkualitas,” katanya.
Benar-benar mengecewakan, tambah Viktor, ketika pelayanan amburadul ini dipertanyakan ke manajemen PDAM Tirtanadi, selalu memberi alasan, air tidak mencukupi, pipa pecah atau sedang dilakukan survey untuk mencari mata air baru atau semacam alasan klise lainnya, sehingga masyarakat sudah apatis.
Sumber Air Drop
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Dirut Perumda Tirtanadi Medan Kabir Bedi melalui WhatsApp mengatakan, tiga bulan mati air ke rumah penduduk, bukan berarti mati total selama tiga bulan, tapi dilakukan secara bergilir dengan daerah Simalingkar, sebab debit air drop di Sibolangit.
“Kita tetap berupaya agar kebutuhan air cukup. Saat ini pun petugas kita di Sibolangit terus melakukan survey air di gunung/hutan, karena sumber air yang drop produksinya diakibatkan kurangnya curah hujan di gunung,” katanya sembari menambahkan pihaknya juga sedang mengurus pembangunan instalasi baru, guna mencukupi kebutuhan air.
Ketika ditanya apa upaya Perumda Tirtanadi untuk mengatasi keluhan pelanggan atas matinya air ini.
Sebab masyarakat sudah bosan mendengar alasan pipa pecah, drop air atau adanya gangguan, Kabir Bedi menegaskan, akan tetap berupaya memenuhi kebutuhan air masyarakat.
“Ya, kalau sewaktu pipa pecah, kita sampaikan kondisinya dan saat drop air kita jelaskan drop air. Jadi gangguan dijelaskan sesuai keadaannya, bukan dibuat-buat,” katanya sembari menambahkan, untuk giliran air akan diingatkan kepada Bagian Jaringan Perumda Tirtanadi Cabang Padangbulan agar dibuat secara merata.