lMEDAN (Waspada): Program Studi S1 dan S2 Ilmu Sejarah FIB USU berkolaborasi dengan International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies Banda Aceh dan International Institute of Islamic Thought and Civilisation – International Islamic University Malaysia mengadakan seminar virtual mengenang 28 tahun wafatnya H. Mohd Said lewat zoom dengan menghadirkan pembicara kunci yaitu Prof. Anthony Reid (Profesor Emeritus, Australia) dan Tribuana Said (Waspada).
Panitia juga menghadirkan pembahas yaitu Prof. Dr. Budi Agustono (Universitas Sumatera Utara) Assoc. Prof. Mehmet Ozay (ISTAC-IIUM, Malaysia) Prof. Azhari Akmal Tarigan (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara), Muhammad Alkaf (IAIN Langsa), Sofyan Harahap (Waspada), dan Murizal Hamzah (aspek.id). Seminar ini dimoderasi oleh Prof. Dr. Ahmad Murad Merican (ISTAC-IIUM, Malaysia) dan Kiki Maulana Affandi (Universitas Sumatera Utara).
Berikut ini resume kegiatan seminar International Institute of Islamic Thought and Civilisation – International Islamic University Malaysia. Semua pembicara memberi apresiasi luar biasa pada H. Mohd Said atas karya-karya dan perjuangan serta konsistensinya sebagai wartawan pejuang di masa pra-kemerdekaan hingga awal kemerdekaan, orde lama dan orde baru.
Mohammad Said merupakan Wartawan Pejuang yang mendedikasikan kerja dan karyanya di tiga zaman, yaitu penjajahan Belanda, Jepang dan Masa Kemerdekaan Indonesia. Bersama istrinya H. Ani Idrus mendirikan Waspada, menjadi surat kabar yang tumbuh dalam segala dinamika sejak masa awal kemerdekaan membawa suara independensi menyebarkan kepentingan publik secara luas. Petuah H. Mohd. Said, menjadi wartawan harus menjaga integritas dan independensi yaitu lebih dekat ke rakyat bukan ke pejabat sehingga kepentingan yang disuarakan dalam pers adalah kepentingan rakyat luas.
Hubungan Sumatera Utara dan Aceh dibangun oleh Mohammad Said dan Ali Hasjimy dalam pembangunan daerah, politik, kebudayaan, intelektualitas Aceh dan Sumatera Utara. Warisan intelektual dari Sumatera Utara sebagai guru jurnalisme Indonesia sebagai pembangunan bangsa
Mohammad Said dalam diskusi perkembangan Islam Sumatera Utara dapat diposisikan sebagai intelektual Islam yaitu tokoh moderat yang mampu memberikan intelektualitas dan pengetahuan Islam.
Posisi Mohammad Said sebagai sejarawan patut disejajarkan dengan Sejarawan Profesional seperti A.B. Lapian, R.Z. Lerissa, Abdurrachman Surjomihardjo meskipun tidak mengecap pendidikan sejarawan namun mampu menganalisis dan menginterpretasikan dengan dokumen dan sumber berbagai bahasa seperti Belanda dan Inggris.(Rel)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.