Scroll Untuk Membaca

Medan

Barak Dibakar Di Binjai, Tapi Narkoba Masih Hidup Di Hiburan Malam Dan Lingkungan

Barak Dibakar Di Binjai, Tapi Narkoba Masih Hidup Di Hiburan Malam Dan Lingkungan
Shohibul Anshor Siregar. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Aksi dramatis aparat membakar barak narkoba di Binjai baru-baru ini sempat menghebohkan publik. Api yang membubung dianggap sebagai simbol perang melawan narkoba, namun benarkah itu langkah strategis atau hanya sekadar tontonan?

Menurut Shohibul Anshor Siregar, Dosen FISIP UMSU, pemberantasan narkoba tidak boleh berhenti pada seremoni dan drama lapangan. Ia menilai, apa yang dilakukan di Binjai hanyalah pekerjaan tanpa filosofi, sekadar “kejar tayang laporan” yang tak akan membawa perubahan nyata.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Shohibul menegaskan, selama Indonesia masih terjebak pada pendekatan demand side, mengejar pengguna kecil, menampilkan operasi hiburan malam, atau membangun lembaga rehabilitasi dengan biaya tinggi, hasilnya tetap nihil.

“Sejarah membuktikan, termasuk kegagalan Amerika di bawah Nixon, pendekatan itu hanya menghancurkan sistem hukum dan membuat aparat mudah dikendalikan gembong narkoba,” tegasnya saat dimintai keterangannya pada Selasa (26/8).

Sebaliknya, strategi supply side disebut jauh lebih efektif. Fokusnya adalah menutup rapat jalur suplai narkoba, menghancurkan produksi dan distribusi, baik di dalam maupun luar negeri.

“Kalau supply bisa ditekan, demand akan runtuh dengan sendirinya. Itu jauh lebih signifikan ketimbang memburu pemakai kecil,” jelas Shohibul.

Shohibul juga menyinggung pelajaran dari Filipina di era Rodrigo Duterte. Meski keras dan menuai kritik Barat soal HAM, pendekatan brutal terhadap bandar dan jaringan distribusi terbukti lebih menekan peredaran narkoba di masyarakat.

Karena itu, pembakaran barak narkoba di Binjai seharusnya jangan berhenti sebagai atraksi.

“Kalau tidak diikuti strategi supply side yang agresif dan terintegrasi, maka api yang berkobar di Binjai hanyalah ilusi. Setelah asap hilang, narkoba tetap akan marak,” katanya.

Shohibul mendorong pemerintah agar segera menggeser fokus kebijakan, menghantam jalur pasokan narkoba lintas negara, menggunakan teknologi untuk melacak distribusi, memperkuat kolaborasi internasional, dan yang terpenting menghajar bandar besar, bukan pemakai kecil.

Kesimpulannya katanya, aksi di Binjai harus menjadi momentum, bukan dekorasi. “Kalau serius ingin melindungi bangsa, berhenti menipu diri dengan demand side. Sudah saatnya perang narkoba dipimpin oleh tangan besi supply side!” pungkasnya.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE