Scroll Untuk Membaca

Medan

Belajar Sains Dari Sampah: Proyek Pintar Tanamakan Peduli Lingkungan Sejak Dini Di Medan

Belajar Sains Dari Sampah: Proyek Pintar Tanamakan Peduli Lingkungan Sejak Dini Di Medan
Tim Dosen USU foto bersama pimpinam, guru dan siswa Yayasan Hasballah Syam menaungi Al-Ikram Islamic School Medan. Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Yayasan Hasballah Syam yang menaungi Al-Ikram Islamic School Medan kini memiliki alat pembelajaran sains inovatif berupa mesin pemilah sampah otomatis.

Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi tim pengabdian masyarakat Universitas Sumatera Utara melalui Proyek PINTAR (Belajar Sains dan Teknologi dari Mesin Pemilah Sampah Tanpa Ribet) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (DPPM Kemdiktisaintek) Republik Indonesia.

Proyek yang didanai hibah DPPM Kemdiktisaintek Tahun 2025 ini melibatkan tim dosen multidisiplin dari Universitas Sumatera Utara, termasuk Dr. Siti Utari Rahayu (Fisika), Suri Mutia Siregar, M.Psi. (Psikologi), Vina Octavia Azzahra, M.Si., St. Mardiana, M.Si., Dwi, M.Si. (Kimia), dan Fathurrahman (Vokasi).

Program ini dirancang untuk meningkatkan literasi teknologi sekaligus mengatasi masalah sampah di lingkungan pendidikan.

Mesin berbasis sensor infrared ini mengajak puluhan anak didik yayasan untuk mempelajari prinsip robotik, daur ulang, dan energi terbarukan secara langsung.

“Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik mengoperasikan mesin. Sampah yang selama ini dianggap masalah, kini menjadi media pembelajaran yang menarik,” tegas Eva Irawati, A.Ma., S.Pd., ketua Yayasan Pendidikan Hasballah Syam Medan.

Mesin ini mampu memilah sampah logam dan non-logam secara otomatis. Kehadirannya diharapkan dapat melatih siswa untuk lebih telaten dalam memilah sampah sehari-hari.

Menurut Indah Saragi, M.Si., ketua Tim Pengabdian Masyarakat, “Alat ini didesain sebagai metode pembelajaran untuk menanamkan kesadaran pemilahan sampah sejak dini. Sampah daur ulang tidak lagi harus membebani TPA.”

Sebelum pengenalan mesin, peserta telah mendapatkan pelatihan komprehensif untuk membedakan jenis sampah dan mengubah limbah menjadi barang berguna.

“Sinergi dosen, mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan. Proyek PINTAR diharapkan dapat menjadi model edukasi lingkungan yang direplikasi secara nasional,” pungkas Indah menutup wawancara.(id14)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE