BELAWAN (Waspada.id): Suasana malam di Kampung Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan yang seharusnya tenang dan nyaman tiba-tiba berubah menjadi mencekam.
Pasalnya, hampir tiap malam terjadi aksi tawuran antar kelompok warga.
Menurut keterangan warga, aksi tawuran itu belakangan ini makin marak sehingga meresahkan warga dan warga berharap polisi melakukan patroli tiap malam hingga menjelang pagi hari.
Salah seorang warga Lingkungan XI, Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Safi’i, menyampaikan keluhannya yang resah aksi tawuran setiap malam.
“Kami sebagai warga di sini, keresahan kami satu, setiap malam tawuran. Kami sangat resah. Rumah-rumah kami dihancurkan, dilempari, sehingga sampai penjarahan,” ujar Safi’i saat kepada wartawan, Senin (8/12).
Safi’i mendesak aparat keamanan, mulai dari kepolisian hingga pemerintah daerah, untuk segera turun tangan memberikan bantuan pengamanan.
“Aksi tawuran ini tidak hanya menimbulkan ketakutan, tetapi juga kerugian materiil,” sebut Safi’i.
Menurut Safi’i, para pelaku yang melakukan tawuran di Jl. Pulau Irian ini kerap menjarah warung-warung milik warga.
“Milik tukang pangkas dijarah, mereka bongkar lemari meja dan mengambil uang sebanyak Rp. 9 juta, sementara itu, warung milik warga dijarah dan diambil jajanan-jajanannya,” jelasnya.
Kelompok penyerang biasanya berjumlah sekitar 20 orang atau lebih, dan yang mencemaskan adalah mereka membawa senjata tajam celurit serta senapan angin.
“Jadi mereka itu pakai senjata. Kalau macam kami di sini enggak ada punya senjata, maka dari itu kami diserang mereka,” ujarnya.
Menurut Safi’i, aksi brutal ini biasanya terjadi pada dini hari, sekitar pukul 01.00 hingga 04.00 WIB. Sudah ada korban luka-luka akibat tembakan senjata angin.
“Udah pernah orang yang tertembak, tapi tidak ada yang meninggal dunia. Yang ada hanya luka-luka yang kena tembak. Kemarin malam jam setengah dua, ada 10 orang kena tembak,” tutur Safi’i.
Sementara itu, desakan yang sama disampaikan oleh warga lainnya yakni Nadia. Ia mengkritik pola penjagaan aparat yang dinilai belum maksimal.
“Polisi di sini kami udah minta jaga semalam. Jaga dari pukul 10.00 hingga 02.30 WIB. Tapi, ini cepetnya pulangnya, Keplingnya pula mereka juga ikut pulang. Ternyata pukul 03.00 WIB, abis pulang mereka, tawuran pun terjadi lagi,” ujar Nadia dengan nada kesal.
Bersama warga lainnya mendesak agar pengamanan dilakukan secara penuh hingga pagi hari untuk mencegah aksi serupa terulang.
“Jadi, Pak Polisi tolonglah patroli tiap malam. Segera tolong kami, jaga kampung kami ini sampai pagi agar tidak terjadi tawuran,” pungkasnya.(id15)












